Progres 76 Persen, Akses Jembatan Balikpapan ke PPU Segera Terhubung SEJAK rencana pemindahan Ibu Kota Nusantara (IKN) ke Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur diumumkan Presiden Joko Widodo, 26 Agustus 2019 lalu, persiapan pembangunan infrastruktur pendukungnya pun terus menyedot perhatian masyarakat.
Salah satu infrastruktur pendukung IKN baru yang paling krusial, adalah Jembatan Pulau Balang. Jembatan yang merupakan salah satu bagian dari Master Plan Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mewujudkan jalur Trans Kalimantan.
Jembatan ini akan menghubungkan Balikpapan dengan Penajam Paser Utara melintasi Teluk Balikpapan. PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) selaku kontraktor yang melakukan Kerja Sama Operasi (KSO) dengan PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan PT Bangun Cipta Konstruksi, membangun jembatan yang terbentang sepanjang 804 meter dek utama dan 167 meter dek pendekat.
Jembatan Pulau Balang digadang-gadang menjadi jembatan terpanjang kedua di Indonesia setelah Jembatan Suramadu yang juga dibangun oleh Hutama Karya. Kepala Proyek Jembatan Pulau Balang, Dhono Nugroho, menyampaikan bahwa per April 2020, progres proyek ini telah mencapai 76.581 persen.
“Dari segi fisik, pekerjaan tiang jembatan dapat dikatakan 95% selesai. Saat ini proses pekerjaan dek jembatan dengan metode Balance Cantilever,” jelasnya menukil Antara.
Dhono pun menerangkan bahwa dalam proses pembangunannya, terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi. Tantangan terbesar yang dialami adalah pada saat pekerjaan pondasi, kondisi seabed yang berupa batuan menyebabkan proses pemasangan casing jauh lebih lama dari yang diperkirakan. Dari aspek sosial, status lahan yang belum bebas juga cukup berdampak pada kelancaran pekerjaan di lapangan.
Meski begitu, dia mengaku bahwa pihaknya telah bekerjasama yang baik dan koordinasi bersama para pemangku kepentingan dalam proyek sehingga permasalahan yang muncul pada akhirnya dapat diselesaikan.
Tim proyek Jembatan Pulau Balang juga menggandeng sejumlah elemen lokal, baik perusahaan maupun tenaga kerja, dengan harapan memberikan dampak positif bagi area di sekitar proyek.
Lanjut dia, semoga dengan munculnya ikon baru yaitu jembatan pulau baling dapat meningkatkan perekonomian wilayah Gersik, Riko, PPU dan Tempadung, serta menjadi suatu monumen pengingat hasil keringat dan pengorbanan anak bangsa yang telah berusaha keras dalam mewujudkan monumen berteknologi tinggi ini.
Jembatan setinggi 29 meter ini memiliki tipe Cable Stayed Bridge yaitu jembatan yang dibangun menggunakan kabel-kabel prategang berkekuatan tinggi untuk menahan beban jembatan.
Terdapat dua pylon / tiang jembatan setinggi 116 meter untuk menahan kabel-kabel tersebut dan 144 bore pile / tiang pancang sebagai penopang jembatan. Tak tanggung-tanggung, lebar jembatan ini adalah 22,4 meter dengan 4 lajur serta dilengkapi dengan trotoar di samping kanan dan kiri.
Guna mendukung akses menuju jembatan tersebut, dibangun pula jalan sepanjang 1.969 meter. Jembatan Pulau Balang juga akan dilengkapi dengan teknologi Structural Health Monitoring System (SHMS) yang akan memantau kesehatan kesehatan struktur konstruksi jembatan.
Jika jembatan ini sudah 100 persen tersambung dan beroperasi secara penuh, maka konektivitas serta mobilitas orang dan barang di lintas selatan Kaliamantan akan semakin lancar. Jarak tempuh dari Balikpapan ke Penajam yang sebelumnya mencapai 5 jam melalui jalur laut akan jauh lebih singkat yaitu menjadi 1 jam saja lewat darat via Balikpapan – Kariangau – Jembatan Pulau Balang – Simpang Gersik – Penajam.
Hal ini tentu akan memudahkan masyarakat umum dan pengusaha dalam melakukan perjalanan atau distribusi logistik. Selain menjadi askes darat utama menuju lokasi Ibu Kota Negara baru, adanya Jembatan Pulau Balang juga mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah di Kalimantan Utara dan sekitarnya
Transportasi dari Pelabuhan Peti Kemas Karingau Balikpapan akan semakin lancar sehingga akan mengembangkan Kawasan Industri Karingau (KIK). (*)
Discussion about this post