BONTANG – Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur (Kaltim) pada tahun 2025 akan berada di kisaran 5,40% hingga 6,20% secara tahunan (year-on-year/YoY). Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan target pertumbuhan tahun 2024 yang dipatok antara 5,50% hingga 6,30% YoY.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur (KPwBI Kaltim), Budi Widihartanto, mengungkapkan perlambatan ini merupakan konsekuensi dari tantangan ekonomi global yang semakin kompleks serta dinamika ekonomi domestik.
“Ekonomi Kaltim sepanjang tahun 2024 tumbuh sebesar 6,17% secara kumulatif (cumulative-to-cumulative/ctc), melambat dibandingkan pertumbuhan 6,22% ctc pada tahun sebelumnya,” ujar Budi dalam keterangan resminya, Jumat (14/3/2025).
Menurut Budi, sektor pertambangan, khususnya batu bara, menjadi faktor utama yang membebani laju pertumbuhan ekonomi Kaltim. Permintaan yang cenderung stagnan di sektor ini memengaruhi kinerja perekonomian secara keseluruhan.
Selain itu, sektor konstruksi diperkirakan akan mengalami perlambatan akibat menurunnya proyek-proyek besar, termasuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). “Moderasi proyek pemerintah dan konstruksi IKN berdampak signifikan pada kinerja sektor ini,” jelasnya.
Namun demikian, Budi menyebut ada secercah harapan dari sektor industri pengolahan. Sektor ini diproyeksi membaik seiring dengan mulai beroperasinya sejumlah proyek manufaktur serta berkembangnya industri Crude Palm Oil (CPO) di wilayah tersebut.
Meski mengalami perlambatan, Kaltim tetap menjadi motor penggerak utama perekonomian di wilayah Kalimantan. Kinerja ekonomi regional Kalimantan secara keseluruhan justru meningkat dari 5,43% ctc pada 2023 menjadi 5,52% ctc di tahun 2024.
“Kaltim tetap memegang posisi sebagai penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar di Kalimantan,” tegas Budi.
Di sisi lain, Bank Indonesia memproyeksikan inflasi tahunan Kaltim pada tahun 2025 akan tetap terkendali di kisaran 2,5±1% YoY. Budi memastikan upaya pengendalian inflasi akan terus dilakukan secara konsisten untuk menjaga stabilitas harga komoditas utama di daerah tersebut.
“Dengan berbagai langkah strategis, kami optimis inflasi Kaltim akan tetap berada dalam koridor target yang ditetapkan,” pungkasnya. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post