LEBIH dari 10 juta pengguna telah mendaftar ke aplikasi saingan Twitter yang dirilis Meta Inc., Threads, sejak 7 jam peluncurannya, Kamis (6/7/2023).
Hal tersebut diungkap oleh CEO Meta Mark Zuckerberg yang mengisyaratkan keunggulan Threads dibandingkan dengan platform-plaltform alternatif lain Twitter yang sudah lebih dulu dikenal. Kendati mengaku tidak berniat menjadikan Threads saingan Twitter, Zuckerberg berambisi untuk membawa Threads ke khalayak yang lebih luas.
Melalui akun pribadinya di aplikasi yang digadang-gadang mampu mengalahkan Twitter milik Elon Musk itu, Zuckerberg membagikan misinya mencapai 1 miliar pengguna di Threads.
“Ini akan memakan waktu, tetapi saya pikir harus ada aplikasi percakapan publik dengan 1 miliar lebih orang di dalamnya. Twitter memiliki kesempatan untuk melakukan itu, tetapi belum berhasil. Mudah-mudahan kami akan mencapainya.” Demikian tulis Zuckerberg seperti dikutip dari Washington Post, Kamis (6/7/2023).
Jumlah pengguna Threads yang dirilis kurang dari 24 jam itu menjadikannya aplikasi alternatif Twitter yang paling unggul, jika dibandingkan dengan Mastodon dan Bluesky yang menurut The New York Times, Kamis (6/7/2023), yang hingga saat peluncuran Threads yang masih belum melampaui jumlah pengguna satu digit.
Threads telah hadir di lebih dari 100 negara di dunia. Namun, kehadirannya di Uni Eropa tertunda berkaitan dengan pelanggaran aturan privasi data yang membuat Meta harus membayar denda sebesar US$1,3 miliar.
Sejumlah publik figur, dari selebritas sampai politisi, turut terjun menjajal aplikasi ini. Diketahui Alexandria Ocasio-Cortes, politisi Amerika yang pernah mengritik Twitter setelah dipimpin oleh Musk, menjadi salah satunya.
Lewat unggahannya di Threads, dia menyampaikan harapannya agar aplikasi tersebut menjadi platform dengan komunitas yang kuat, humor yang luar biasa, dan mengandung lebih sedikit pelecehan.
Baru-baru ini, Musk membatasi akses harian pengguna sebagai ‘tindakan darurat sementara’ untuk mencegah platform pihak ketiga melakukan data scrapping terhadap pengguna Twitter.
Momentum ini menjadi sangat tepat untuk Threads menggaet pengguna dari mereka yang terganggu dengan kebijakan Musk tersebut. Pengembang Threads mungkin ingin membangun sesuatu yang berbeda, tetapi nyatanya Threads memiliki banyak kesamaan fungsional dengan Twitter.
Mulai dari unggahan yang berfokus pada teks 500 karakter sampai fitur unggah ulang yang pada Twitter dikenal dengan retweet. Hal ini menjadikan kehadirannya mencolok bagi para pengguna Twitter yang tengah mencari alternatif setelah aksesnya mencapai limit harian. Threads juga menarik banyak pengguna Instagram berkat tautannya dengan aplikasi tersebut.
Pengguna Instagram dapat melakukan sign in ke Threads dengan akun Instagramnya, sehingga tidak perlu repot-repot mendaftarkan akun baru. Dari sana, pengguna juga dapat membangun koneksi dengan orang-orang yang sebelumnya sudah terkoneksi di Instagram. (*)
Discussion about this post