Pranala.co, BONTANG – Kota Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim) mencatatkan angka pengangguran tertinggi di Kalimantan Timur. Lebih dari 7 persen penduduk usia produktif belum bekerja.
Namun, Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni menanggapi data itu dengan cara berbeda.
“Angka itu penting sebagai pengingat. Tapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana kita menurunkannya,” ujar Neni saat membuka Bontang Job Fair 2025 di Gedung Koperasi Karyawan PT Pupuk Kaltim, Selasa (22/7/2025).
Neni menegaskan, Pemerintah Kota Bontang terus berkomitmen menjadikan Bontang sebagai kota jasa dan industri yang berkelanjutan. Dengan itu, diharapkan lebih banyak lapangan kerja bisa tercipta.
“Alhamdulillah, job fair ini jadi jembatan antara pencari kerja dan perusahaan. Prosesnya transparan. Tidak ada lagi cerita kerja pakai orang dalam,” tegasnya.
Agar lebih kompetitif, Neni mengimbau pencari kerja untuk memiliki sertifikasi keahlian. Menurutnya, ini adalah syarat penting yang tak bisa ditawar jika ingin bersaing di dunia kerja saat ini.
“Sehebat apapun kita, tetap harus punya bukti kemampuan. Dan itu ada di sertifikasi,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Neni juga menyoroti kebiasaan sejumlah perusahaan yang masih menetapkan syarat pengalaman kerja bagi pelamar.
“Kalau semua harus berpengalaman, lalu kapan fresh graduate bisa dapat kesempatan?” tanya Neni.
Ia berharap perusahaan mulai melonggarkan syarat tersebut. Termasuk soal usia pelamar.
“Tentu ada posisi yang butuh pengalaman. Tapi jangan sampai anak-anak muda yang baru lulus tak punya ruang. Beri mereka kesempatan untuk belajar dan berkembang,” tegasnya.
Neni menekankan, upaya menurunkan angka pengangguran butuh kerja sama semua pihak. Pemerintah, perusahaan, lembaga pelatihan, hingga masyarakat itu sendiri.
“Kalau semua bergerak bersama, angka pengangguran itu bukan halangan. Tapi motivasi,” tegas Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni.








