TURUNNYA konsumsi bahan bakar minyak karena pandemi Covid-19 membuat PT Pertamina (Persero) mengurangi kapasitas kilang karena stok masih melimpah. Momen itu juga dimanfaatkan untuk pemeliharaan kilang.
Pertamina Region Manager Communication & CSR Kalimantan, Roberth MV Dumatubun mengatakan bahwa Unit Kilang Minyak V (Refinery Unit/RU V) yang berada di Balikpapan melakukan perbaikan dan pemeliharaan hingga akhir Mei. Tujuannya agar kehandalan kilang tetap terjaga baik dan maksimal.
Penggunaan bahan bakar minyak (BBM) di Balikpapan turun 40 persen dari hari normal. Sementara itu sejak Maret lalu, permintaan bensin domestik terus mengalami penurunan rata-rata 17 persen. Diesel turun rata-rata 8 persen dan avtur turun 45 persen.
Sejalan dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), permintaan BBM di kota-kota besar tercatat mengalami penurunan di atas 50 persen. Tertinggi adalah Jakarta dan Bandung yang turun hampir 60 persen. Secara nasional penurunan permintaan BBM mencapai 35 persen dibandingkan dengan rata-rata Januari hingga Februari. Selain penurunan di BBM retail, penurunan permintaan juga terjadi untuk konsumen industri mengingat banyak yang berhenti beroperasi.
Momen ini memberikan angin segar bagi lebih kurang 700 tenaga kerja lokal Balikpapan untuk mendukung proyek pemeliharaan kilang. “Alih-alih merumahkan pegawai di tengah krisis ekonomi akibat Covid-19, Pertamina RU V justru menambah tambahan tenaga kerja. Pastinya kami telah membekali para pekerja untuk mentaati prosedur protokol pencegahan Covid-19,” kata Robeth di Kantor Wali Kota Balikpapan, Selasa (12/5).
Saat beroperasi nanti, rencana awal Pertamina adalah mengembalikan stok yang berkurang. Apakah akan beroperasi normal di pertengahan tahun atau tidak, menunggu perkembangan Covid-19.
Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi menjelaskan bahwa di saat banyak perusahaan merumahkan bahkan memutus hubungan kerja para karyawannya, Pertamina malah sebaliknya.
“Harapan kami untuk peluang kerja hanya ada di Pertamina, terutama untuk pemeliharaan kilang dalam menyerap tenaga kerja saat pandemi Covid-19,” jelasnya.
Sementara itu, Pertamina Grup di Balikpapan yang terdiri atas Pertamina Refinery Unit V Balikpapan, Marketing Operation Region VI Kalimantan, Pertamina EP Asset 5, Pertamina Hulu Mahakam, dan Pertamina Hulu Kalimantan Timur membantu pemerintah kota menanggulangi pandemi Covid-19. Total yang diberikan sebesar Rp2 miliar. Bantuan telah disalurkan sejak Maret lalu dan masih akan disalurkan hingga beberapa minggu kedepan.
Sebelumnya, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan Bimo Epyanto mengatakan pertumbuhan di Kota Minyak diproyeksikan pada 2020 hanya mencapai 1,8 persen hingga 2,3 persen. Ini apabila diberlakukan pengetatan sosial selama 3 bulan.
Jika pengetatan berlangsung selama sebulan, produk domestik regional bruto (PDRB) bisa lebih baik. Kisarannya 3,8 persen hingga 4,3 persen. Apabila pemerintah Balikpapan menetapkan PSBB, PDRB diperkirakan 3,4 persen sampai 3,9 persen. Ini untuk status selama sebulan. PSBB dalam rentang waktu 3 bulan bisa lebih buruk lagi. Pertumbuhan diperkirakan anjlok di 0,3 persen sampai 0,8 persen.
“Ini skenario terburuk bagaimana dampak dari PSBB. Angka itu muncul kalau tidak ada stimulus penanganan virus Corona berkepanjangan dan belum menunjukkan perbaikan. Ditambah tidak berproduksinya kilang Pertamina,” kata Bimo. (js/bisnis)
Discussion about this post