pranala.co – Sudah beberapa bulan terakhir ini SPBU di Kota Bontang, Kalimantan Timur menerapkan pembatasan pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM).
Pembatasan tersebut rupanya berdampak kepada para pedagang bensin eceran. Bukan dalam hal penjualan, namun dalam upaya pedagang mendapatkan BBM di SPBU.
Murdawiyah, salah satu pedagang bensin eceran di daerah Kelurahan Lok Tuan mengeluhkan kondisi ini. Dirinya mengaku sekarang lebih lelah saat mencari BBM jenis pertalite di SPBU.
Lantaran harus mengantre panjang untuk sekali berangkat ke SPBU. Ditambah lagi hanya sedikit yang bisa didapatkan saat mendapatkan pertalite.
“Suami saya yang tugasnya mencari bensin ke SPBU. Katanya, sekarang antrean pertalite panjang,” ujar Murdawiyah.
Ditambahkannya, sebelum ada aturan pembatasan pembelian ini, juga pernah diterapkan aturan pembatasan bolak balik membeli BBM di SPBU. Aturan itu sudah tidak berlaku. Sekarang berlaku aturan pembatasan pembelian.
“Sekarang sepeda motor hanya boleh mengisi Rp 50 ribu sekali datang. Biar bisa ngisi lagi kami harus antre lagi di SPBU berbeda,” imbuhnya.
Sementara untuk penjualan tidak ada masalah. Masih normal seperti biasanya. Hal yang sama diungkapkan Ummi, pedagang bensin eceran di daerah Sendawar.
Ummi mencari BBM untuk dijual lagi menggunakan mobil. Sementara mobil juga terkena pembatasan aturan pembelian hanya Rp 400 ribu sekali mengisi.
“Sekarang lebih lelah antre bensin. Antrean panjang. Kalau dulu kita bebas aja bolak balik ke SPBU,” keluhnya.
Selain lelah mengantre, dirinya menambahkan keuntungan penjualan lebih sedikit kali ini. Menurutnya, dulu sebelum aturan berlaku ia bisa mendapatkan untung bersih Rp 2 ribu per botol. Sekarang untung Rp 2 ribu kotor, bukan keuntungan bersih.
“Sudah capek antre sekarang keuntungan juga berkurang. Padahal saya cari bensin sendiri. Apalagi kalau ambil ke penyalur, bisa lebih tipis lagi untungnya,” bebernya. (*)
Discussion about this post