SALAH SATU pasien positif Virus Corona Covid-19 di Kota Bontang dinyatakan sembuh. Hasil ini setelah dilakukan 2 kali pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) dan dikonfirmasi Kemenkes dan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur pasien dinyatakan negatif.
Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni menjelaskan, hasil uji laboratorium kedua dan ketiga, pasien dinyatakan negatif. Dengan demikian, pasien yang masuk klaster KPU ini dinyatakan sembuh.
“Pada tes PCR pertama positif, kemudian tes PCR yang kedua dinyatakan negatif,” kata Neni, Sabtu (4/4/2020) saat jumpa pers kepada awak media.
Neni berujar, karena sudah dinyatakan sembuh, pasien dizinkan untuk pulang. Dia berharap agar tidak ada stigma buruk terhadap pasien sembuh ini.
“Kita berharap masyarakat bisa menerima yang bersangkutan dan tetap menjalankan himbauan pemerintah untuk jaga jarak dan tetap berada di rumah,” katanya.
Dengan sembuhnya pasien ini, Neni berharap agar tidak ada lagi kasus positif Covid-19 di Kota Bontang. Sebab pandemi ini akan semakin berbahaya jika masyarakat masih abai melaksanakan pembatasan sosial dan pola hidup sehat.
“Mudah-mudahan ini yang terakhir dan tidak lagi pasien positif untuk seterusnya,” ujar Neni.
Pasien yang dinyatakan sembuh ini punya riwayat perjalanan ke Jakarta mengikuti kegiatan KPU. Meski tanpa gejala, pasien tetap diisolasi mengingat klaster KPU adalah salah satu klaster penyeberan Covid-19 di Kaltim.
ODP Bertambah jadi 52 Orang
MESKI begitu, berdasar data yang dirilis Gugus Percepetan Covid-19 Kota Bontang, sampai Sabtu, status monitoring terus bertambah. Hal ini menunjukkan masih ada ratusan warga Bontang yang setiap hari melapor baru datang dari negara atau daerah lain terjangkit.
PSC mencatat sampai dengan pagi ini, ada 4.348 warga dengan status monitoring. Sebanyak 1.280 orang diantaranya telah selesai monitoring.
Status Orang Dalam Pemantauan (ODP) setiap hari bertambah. Sampai hari ini, Sabtu (4/4) per pukul 14.00 Wita status ODP Bontang adalah 52 orang, selesai pemantauan 15 orang.
“Kondisi-kondisi ini menunjukkan bahwa risiko COVID-19 masih ada di sekitar kita,” ujar Neni. (id)
Discussion about this post