TEMPAT pariwisata dan hiburan di Kota Bontang akan kembali dibuka per Juli mendatang. Kendati kenormalan baru alias new normal sudah dilakukan sejak awal Juni lalu.
“Tempat pariwisata dan tempat hiburan, mungkin awal Juli dibuka. Tempat olahraga yang bersentuhan juga belum kita buka,” jelas Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, Senin, 15 Juni 2020.
Alasan belum dibukanya tempat pariwisata, dikatakan Neni sudah dengan beberapa kajian komprehensif. Termasuk, kegiatan seperti pendidikan untuk sekolah, bulan Juli penerimaan baru. Sementara ini masih belajar di rumah.
Lanjut dia, situasi new normal pemulihan ekonomi masyarakat memang jadi agenda utama pemerintah. Sejak pandemi pihaknya tetap membuka pusat perbelanjaan baik tradisional maupun modern. Namun, tetap mereka beroperasi dengan standar operasional prosedur sesuai protokol kesehatan.
“Bagian pemulihan ekonomi, dari kemarin Pemkot tak menutup pasar dan mal. Kita tetap buka,” katanya.
Neni tak menampik masih ada saja pelaku usaha maupun masyarakat yang kepala batu. Tak mengindahkan protokol kesehatan dalam situasi seperti saat ini. “Walaupun masih ada orang- yang kepala batu, tak menggunakan masker. Dengan new normal, kami berkomitmen menjalankan tugas sesuai dengan tupoksi masing-masing,” ungkapnya.
Tim Terpadu Pengawasan Penerapan Protokol Kesehatan yang dikoordinir langsung oleh Camat Bontang Utara, Bontang Barat, dan Bontang Selatan melakukan pengawasan dan penertiban secara berkala di tempat keramaian.
Tim yang terdiri atas unsur TNI, Polri, Satpol PP, Kesehatan, Kelurahan, Relawan Siaga COVID-19 terus melakukan edukasi dan pengawasan terhadap kepatuhan penerapan protokol kesehatan. Selain pengawasan oleh tim terpadu, diharapkan masyarakat dapat terlibat langsung dalam kegiatan pengawasan ini di tempat umum/ keramaian.
Neni bilang, jika nanti tempat pariwisata dan hiburan dibuka, mindset pelaku bisnis wisata dan hiburan harus berubah. Menurutnya, pandemi Virus Corona atau covid-19 jelas mengubah tatanan kehidupan manusia.
Kenormalan baru alias new normal mulai dilakukan pemerintah mulai dari tingkat pusat hingga daerah. Saat ini penduduk bumi lebih melek kebersihan dan keamanan.
Kemudian, apabila pelaku bisnis wisata dan hiburan hanya fokus mengejar keuntungan tanpa disertai dengan pembatasan berdasarkan konsep phsysical distancing, maka wisatawan, tamu atau pengunjung bakal berpikir 2 kali untuk singgah. “Kesehatan dan keamanan sekarang jadi prioritas,” ujarnya.
Sementara, Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Bontang, Kalimantan Timur, Bambang Cipto Mulyono menjelaskan menyambut kenormalan baru ini, para pelaku usaha wisata dituntut meningkatkan pengetahuan tentag protokol kesehatan yang berlaku di Indonesia.
“Sekarang kita saja salaman dengan orang berpikir, apalagi yang mau wisata. lihat orang berjubel, protokol tak diperhatikan, sanitasi juga, tempat cuci tangan tak ada. Ya, susah. Pola perilaku harus berubah,” ungkapnya.
Ditambahkannya, dinas tingkat I Provinsi telah menyiapkan pelatihan virtual ke seluruh pemda di Kalimantan Timur. Mereka menyusun protokol kesehatan, sambil menunggu petunjuk dari Kementerian Pariwasata.
“Bulan ini ada Bimtek secara virtual membahas, merumuskan, menentukan langkah-langkah di tengah new normal ini,” ucapnya.
Disinggung sejauh mana covid-19 membuat rugi industri pariwisata dan hiburan di Bontang, Bambang tak menampik kerugian mencapai angka 70 persen. Industri pariwisata dan hiburan Bontang 3 bulan terakhir sebelum diterpa pandemi, mampu memberikan benefit ekonomi kepada PAD kota hingga Rp 3,6 miliar.
“Tapi itu bukan distribusi dari restoran, tempat hiburan dan hotel. Yang mungut langsung dari Bapenda. Kita dapat laporan saja,” katanya.
Diketahui, pariwisata di Bontang tumbuh positif sebelum Virus Corona. Jumlah kunjungan wisata menunujukkan tren naik tiap tahun. Terakhir 2017-2018 naik hingga 300 persen. Apalagi Beras Basah ditata, tempat-tempat wisata yang dikelola swasta juga ditata. Trennya meningkat. (*)
Discussion about this post