pranala.co – Permasalahan banjir menjadi momok serius bagi warga yang bermukim di Kelurahan Bontang Baru, Bontang, Kalimantan Timur.
Tercatat ada tujuh RT yang terus menerus terdampak banjir bila hujan deras melanda Bontang, diperparah jika air rob sedang naik menuju darat.
Menurut Ketua RT 21 Bontang Baru, Samsul Hadi, banjir sudah mulai meresahkan sejak 2015. Kawasannya kerap jadi langganan banjir hingga masuk ke rumah warga. Terutama di RT 6, 10, 20, 21, 22, 23, dan 27 Kelurahan Bontang Baru.
“Ini masalah kami kami selama tujuh tahun belakangan,” kata Samsul, Sabtu (20/8/2022).
Selama kurun waktu hampir tujuh tahun itu pula, ia bersama dengan warga sering menyuarakan masalah banjir kepada pemerintah. Sayangnya, hingga saat ini belum ada solusi konkret dari pemerintah.
Namun keyakinannya tak pernah luntur. Ia masih menaruh asa kepada pemerintah hingga sekarang. Dalam masa serap aspirasi dewan yang dimulai di pekan ini, pihaknya kembali menyuarakan aspirasi terkait penanganan banjir.
“Lewat reses dewan sudah kami sering sampaikan Mas, semoga harapan kami bisa diakomodir,” jelas dia.
“Terakhir saya sudah kontak tiga dewan dari Komisi III DPRD Bontang, Astuti, Agus Suhadi, sama Abdul Samad. Kebetulan beliau satu komisi dan dari dapil sini juga,” sambung Samsul.
Ia juga menerangkan, sempat diberikan harapan oleh pemerintah terkait pembangunan kanal yang dapat mengalirkan air hujan ke laut. Melalui penggunaan bantuan anggaran dari Pemprov Kaltim sebesar Rp 1,2 Miliar.
Akan tetapi, hingga saat ini kabar itu tanpa kejelasan. Bahkan sudah tak ada pihak yang bisa dimintai pertanggungjawaban terkait anggaran yang berasal dari bantuan keuangan alias bankeu tersebut.
“Tapi itu sudah enggak jelas juga mas kemana rimbanya,” jawab dia dengan nada kecewa.
Diketahui, pihaknya telah melayangkan surat dari pihak RT ke setiap dewan yang bermukim di wilayah Bontang Utara. Dibubuhi pula dengan enam tanda tangan seluruh ketua RT yang terkena musibah banjir secara langsung.
Surat itu pun sudah disebar, setelah dewan melakukan reses di enam RT tersebut.
Terdapat dua poin yang dimuat dalam surat itu. Pertama pihak RT meminta agar pemerintah dapat melanjutkan pembangunan kanal sampai ke bibir laut yang berfungsi mengalirkan air saat hujan.
Kedua, pembangunan jembatan diatas parit yang berliku. Dianggap sebagai masalah yang menghambat laju air melewati kanal. Sehingga RT mendorong agar dilakukan pembongkaran dan mengganti dengan jembatan yang lebih baik untuk saluran air.
“Anggarannya memang besar, makanya membutuhkan alokasi dana khusus untuk pembangunan kanal yang bisa alirkan air hujan ke laut,” jelas dia.
Dia juga menyampaikan, agar janji yang diberikan kepada warga saat reses oleh dewan dapat dibahas di komisi III dengan serius. Ia berharap proyek itu dapat dilaksanakan tahun ini dengan menggunakan anggaran perubahan pemkot Bontang.
“Alhamdulillah sudah ada informasi bakal ada pengerjaan dari pokir Ketua Dewan Andi Faiz, dan ada juga janji dari beberapa anggota dewan lainnya dari kota dan provinsi yang siap mengawal masalah ini,” tutup dia. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post