Pabrik Kaltim Amonium Nitrat Tembus 37 Persen Produksi Tahunan

Suriadi Said
3 Jul 2024 15:50
2 menit membaca

BONTANG – Pabrik PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN), hasil kolaborasi antara Pupuk Kaltim dan PT Dahana Investasma Corp (PT DIC), telah memberikan kontribusi signifikan terhadap produksi amonium nitrat dalam negeri sejak diresmikan pada 29 Maret 2024.

Pada pertengahan tahun ini, Pabrik KAN tercatat telah memproduksi 26.262 metrik ton amonium nitrat dan 20.925 metrik ton asam nitrat, mencapai 37,93 persen dari target tahunan untuk amonium nitrat dan 37,78 persen untuk asam nitrat.

Direktur Utama Pupuk Kaltim, Budi Wahju Soesilo, menyatakan bahwa pencapaian ini merupakan langkah positif. “Produksi amonium nitrat dari Pabrik KAN nantinya bisa disuplai ke pabrik Pupuk Kaltim, menunjukkan komitmen kami dalam mendukung hilirisasi dengan memanfaatkan byproduct proses produksi gas alam amonia dan menghasilkan produk turunan bernilai tambah,” ujar Soesilo.

Sebagai produsen pupuk, Pupuk Kaltim membutuhkan bahan baku berkualitas yang dapat diperoleh dengan cepat. Tambahan suplai amonium nitrat dari Pabrik KAN menjamin kelancaran produksi pupuk, khususnya NPK berbasis nitrat dan asam nitrat.

Penuhi Kebutuhan Amonium Nitrat Dalam Negeri

Amonium nitrat memiliki peranan strategis di berbagai industri. Proyeksi permintaan dalam negeri mencapai 580 ribu ton pada 2024. Dengan kapasitas produksi 75 ribu metrik ton amonium nitrat dan 60 ribu metrik ton asam nitrat per tahun, Pabrik KAN diharapkan dapat memenuhi sekitar 12 persen kebutuhan nasional dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor.

“Pabrik ini adalah wujud nyata dukungan Pupuk Kaltim terhadap upaya hilirisasi yang digaungkan pemerintah,” kata Soesilo.

Investasi sebesar Rp1,2 triliun ini mencerminkan prioritas Pupuk Kaltim dalam membangun kemandirian industri pupuk, sejalan dengan roadmap pertumbuhan perusahaan selama 40 tahun ke depan yang mencakup hilirisasi petrokimia berbasis energi terbarukan.

Teknologi Ramah Lingkungan

Pabrik KAN dirancang dengan teknologi ramah lingkungan, termasuk penggunaan Reaktor SCR (selective catalytic reduction) untuk mengurangi emisi NOx dan teknologi recovery untuk mengurangi konsumsi air raw condensate dan penggunaan energi listrik.

“Inovasi ini diharapkan bisa mendukung pencapaian net zero emission pemerintah pada 2060,” tambah Soesilo.

Selain fokus pada target produksi, Pabrik KAN juga berperan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan menyerap tenaga kerja lokal. Hingga saat ini, 103 tenaga kerja telah dipekerjakan sejak operasional dimulai.

“Kami berharap Pabrik KAN ini dapat mendukung ketahanan pangan Indonesia dengan menghasilkan produk pupuk berkualitas, didukung bahan baku terbaik,” kata Soesilo. “Semoga ke depannya kontribusi produksi dari pabrik ini bisa menambah suplai amonium nitrat lebih besar lagi untuk mendukung kebutuhan industri pupuk di Indonesia,” imbuhnya. (*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *