pranala.co – Rimba yang tersebar di Indonesia memang masih belum sepenuhnya tereksplorasi secara maksimal. Terkadang, hewan-hewan baru dan unik yang dapat mendirikan bulu kudung ditemukan di sana.
Salah satu hewan unik yang jarang terekspos yang berasal dari belantara Kalimantan, adalah Tupai berbuntut lebat. Bukan sembarang tupai kawan, hewan ini kabarnya merupakan hewan penghisap darah yang sering memangsa kijang. Tak lazim memang. Selama ini kita kenal tupai hanya memakan biji-bijian atau buah-buahan dari pohon. Tapi tidak dengan tupai yang satu ini.
Penemuan Mengejutkan
Seperti dipaparkan Sciencemag pada Juni 2014, beberapa ilmuwan terkejut ketika berhasil memotret aktivitas kawanan tupai ini di Taman Nasional Gunung Palung, Kalimantan Barat.
Hewan yang bernama ilmiah Rheithrosciurus macrotis itu menurut para ilmuwan adalah hewan yang aneh. Selain bentuknya lebih besar ketimbang tupai pada umumnya, hewan ini kerap beraksi menerkam mangsanya pada malam hari.
Tak heran, para ilmuwan menjulukinya dengan tupai ”Vampir”. ”Spesies ini benar-benar sangat aneh,” kata Erik Meijaard, ilmuwan konservasi People and Nature Consulting International.
Meijaard dan istrinya, Rona Dennis, merupakan ilmuwan independen yang mengoleksi dan mencoba melacak kehidupan kawanan spesies Rheithrosciurus.
Ketika menemukan aktivitas spesies ini melalui bidikan kamera pengintai yang aktif melalui sensor gerakan, mereka pun terperanjat. Meski begitu, usai penemuan itu mereka belum menerbitkan secara resmi foto-foto hasil temuan tersebut, dan memutuskan untuk mempelajarinya lebih jauh.
Ekor Gondrong dengan Segala Fungsi
Anak perempuan mereka, Emily Mae Meijaard, yang merupakan seorang siswa di British International School, Jakarta, ikut menganalisis gambar-gambar itu dengan mengukur ukuran ekor dan tubuh dari berbagai hewan yang mereka temukan selama penelitian.
Untuk ekor Rheithrosciurus, komposisinya adalah 30 persen lebih besar dari tubuhnya yang berukuran 36 cm. Selain berbobot sama dengan tubuhnya, ekor tupai vampir disinyalir sebagai sensor navigasi dan penyeimbang akrobatik ketika sang tupai menerkam mangsanya.
Lebih jauh Emily mengatakan belum ada penelitian lebih lanjut terkait mengapa tupai ini memiliki bulu yang sangat banyak pada ekornya. Namun ia percaya, bahwa ekor gondrong itu juga berfungsi sebuah kamuflase untuk memperdaya predator, seperti macan tutul misalnya.
Prediksi Emily cukup masuk akal bagi Melissa Hawkins, seorang peneliti mamalia dari Museum Nasional Sejarah Alam Smithsonian Institution, Washington DC, AS.
Bahkan ia menyatakan bahwa ketika melihat ekor tupai vampir itu, para kru peneliti mengira itu adalah hewan dengan ukuran yang cukup besar. ”Tupai ini membuat segalanya menjadi ekstrem,” ujarnya.
Discussion about this post