BALIKPAPAN – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan telah mengeluarkan prakiraan terbaru mengenai musim kemarau di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Menurut BMKG, musim kemarau diperkirakan akan mulai pada awal Agustus mendatang, meskipun tidak merata di seluruh wilayah Kaltim.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Kukuh Ribudiyanto, menjelaskan bahwa dasarian pertama Agustus akan menjadi awal kemarau yang dominan terutama di beberapa titik. Seperti, Kota Samarinda, Balikpapan, dan sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara. Meski demikian, musim kemarau di Kaltim dikenal cukup pendek dibandingkan dengan daerah lain yang sering kali mengalami kemarau hingga enam bulan.
Ribudiyanto juga menyoroti bahwa meskipun musim kemarau dimulai, sebagian wilayah Kaltim masih dapat mengalami hujan dengan intensitas rendah. BMKG memperkirakan bahwa pada awal kemarau Agustus, curah hujan hanya sekitar 50 milimeter per bulan, dengan puncak kemarau diprakirakan terjadi pada bulan September.
Namun, BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi dampak cuaca ekstrem seperti tanah longsor, jalan licin, banjir, dan pohon tumbang yang mungkin terjadi akibat hujan dengan intensitas menengah yang diprakirakan masih terjadi pada bulan Juli ini.
Kukuh menambahkan bahwa adanya kemungkinan angin kencang dan hujan lebat saat transisi dari musim hujan ke musim kemarau juga perlu diwaspadai.
Kaltim, dengan wilayah yang mencapai 127,346.92 km persegi, menunjukkan karakteristik unik dalam perubahan musimnya. Sebagian wilayah berada dekat garis ekuator yang membuat musim kemarau relatif singkat, namun beberapa daerah tetap mengalami hujan meski dalam intensitas yang berbeda.
Sebagai warga Kaltim, perubahan musim menjadi tantangan tersendiri yang membutuhkan kewaspadaan ekstra dalam menghadapi dampak cuaca yang berubah-ubah.
Dengan pemahaman yang baik tentang prakiraan cuaca dan persiapan yang matang, diharapkan masyarakat dapat mengurangi potensi risiko dan memanfaatkan peluang yang ada selama musim kemarau ini. (*)
Discussion about this post