PRANALA.CO – Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam kebudayaan. Kebudayaan ini tersebar di berbagai daerah di Indonesia dan telah mempunyai ciri khas masing-masing.
Setiap masyarakat didaerah akan mengembangkan kebudayaan mereka sesuai dengan kebutuhan dan tradisi yang berkembang dalam masyarakat tersebut.
Dalam konsep kebudayaan terdapat tujuh unsur yaitu bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi dan kesenian. Kesenian disini bisa berwujud seni rupa, seni musik atau seni gerak.
Salah satu unsur budaya yang paling terlihat dalam masyarakat adalah kesenian, lebih khususnya kesenian tradisional. Kesenian setiap daerah sangat beragam bentuknya dan secara tidak langsung memberikan ciri khas atau identitas yang berbeda bagi tiap-tiap daerah di Indonesia.
Tidak terkecuali dengan warga Kediri, Jawa Timur yang merantau di Kota Bontang, Kalimantan Timur. Dalam masyarakat Kediri terdapat satu kesenian cukup berkembang, yaitu seni barongan. Seni Barongan merupakan salah satu kesenian rakyat yang amat populer di kalangan masyarakat Kediri yang dirantau.
Menurut Ketua Umum Paguyuban Warga Kediri (PWK) Bontang, Suyono, Seni Barongan merupakan salah satu jenis kesenian daerah yang dikembangkan paguyuban ini. Seni ini adalah bagian dari kuda lumping. Di dalam kesenian Kuda Lumping, biasanya terdapat tari-tarian kuda kepang, celengan, dan barongan.
Penggunaan aksesoris Barongan yang terkesan menyeramkan itu mengangkat karakter macan. Karakter tersebut, lanjut Suyono, dahulu masuk pada saat kerajaan Kediri terjadi gangguan keamanan di sana.
Sehingga, Putri Kediri yang selama ini bertapa di hutan merasa gelisah. Lalu, pasukan barongan itupun dikerahkan. Adapun barongan ini merupakan mahluk-mahluk gaib yang bertujuan untuk kembali menciptakan kedamaian.
Di Kota Bontang, setidaknya ada lima grup kesenian Kuda Lumping yang dikenal masyarakat. Diantaranya Rio Manggolo Putro, Putra Birawa, Jati Budoyo, Turonggo Galih Saputro, dan Wahyu Budoyo. Tumbuhnya kesenian-kesenian ini pun berasal dari kerajaan Kediri, sebelum zaman Majapahit.
“Kuda Lumping itu ciri khas memang ada yang bisa kesurupan. Pemain biasanya terlalu menjiwai. Tapi, habis bermain juga langsung kembali normal tanpa ada gangguan makhluk gaib,” terangnya.
Walau terkesan menyeramkan hingga menyebabkan kesurupan, namun itu justru membuat hiburan paling menarik dan ditunggu masyarakat.
Pun demikian, kesurupan yang sering terjadi saat pagelaran itupun semua bisa tetap berlangsung kondusif karena beberapa anggota grup pun disiagakan. Juga tak terlepas dari peran aparat setempat dalam menjaga keamanan.
[win]
Discussion about this post