KAMPANYE mewujudkan Sekolah Sehat kembali digaungkan kepada para kepala sekolah dan guru yang ada di Bontang.
Kali ini, dilakukan melalui Workshop Pendidikan bertemakan “Sekolah Sehat, Mewujudkan Anak Sehat, Cerdas, dan Berkarakter” yang diselenggarakan di Hotel Equator Bontang, Minggu (14/5/2023).
Workshop ini diinisiasi Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian bekerja sama dengan Kementerian Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi (Kemenristek) RI.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Direktur Sekolah Dasar (SD) Kemenristek RI Muhammad Hasbi, Widyaprada Ahli Utama Direktorat SD Jumeri, serta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang Bambang Cipto Mulyono.
Adapun sebagai narasumber yakni Denok Asmiati sebagai Kepala SD Negeri 007 Sungai Pinang Samarinda, Asman Aziz selaku Dosen UIN Samarinda serta Kurniawan dari Direktorat SD Kemenristek RI.
Hetifah menyampaikan, Bontang sebagai kota penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN), sedari dini harus ikut berkontribusi dalam penyelenggaraaan Sekolah Sehat. Yang mana nantinya bisa mendukung terbentuknya generasi yang sehat, cerdas, dan berkarakter guna mewujudkan Indonesia Emas 2045.
“Sekolah dan guru harus memastikan anak mendapatkan asupan dan gizi yang sehat. Apalagi sering ditemukan dalam jajanan saat ini mengandung unsur berbahaya seperti pengawet, pewarna, dan pemanis yang sering tidak disadari oleh orang tua. Bahkan sekolah cenderung membiarkan,” ungkap anggota DPR RI asal Kaltim tersebut.
Di sisi lain, Politisi Golkar itu juga menyoroti beberapa sekolah yang sarana prasarana (sapras) nya belum memadai untuk mendukung program Sekolah Sehat. Seperti belum ada ruangan Unit Kesehatan Sekolah (UKS), sanitasi toilet yang buruk, tidak mengalirnya air bersih, hingga tidak ada pemisahan gender toilet yang ada di sekolah.
“Untuk itu worshop ini menjadi wahana untuk saling bertukar pengalaman antara guru dan kepala sekolah. Mari sama-sama bergerak. Semoga menjadi energi yang baik untuk saling berkolaborasi,” harapnya.
Hetifah juga menegaskan, satuan pendidikan alias sekolah harus bebas dari aktivitas bullying. Sebab jika masih ada hal tersebut, menandakan sekolah itu masih belum sehat lantaran tidak bisa menjadi tempat yang nyaman dan ramah buat anak.
Ditambahkan Muhammad Hasbi, melalui workshop ini, pihaknya mendorong seluruh komponen pendidikan agar menjalankan program ini melalui perannya masing-masing.
Kemenristek, kata dia, juga akan berupaya maksimal untuk membantu Disdikbud Bontang dalam memenuhi sapras penunjang kesehatan di satuan pendidikan melalui berbagai skema
“Salah satunya melalui DAK (Dana Alokasi Khusus) untuk pembangunan ruang UKS, perbaikan sanitasi dan jamban, hingga penyediaan air bersih,” beber Hasbi.
Menanggapi hal tersebut, Kadisdikbud Bontang berujar, sejatinya program Sekolah Sehat telah diimplementasikan di setiap satuan pendidikan di Kota Taman.
Namun momentum worshop ini diharapkan bisa menjadi suntikan penyemangat dan penguatan kembali bagi para guru dan kepala sekolah agar program ini bisa terus ditingkatkan.
“Harapan kami setelah kegiatan ini seluruh satuan pendidikan bisa langsung bergerak dan tidak harus menunggu anggaran yang besar. Minsetnya harus diubah. Yang penting bersih dan sehat,” jelasnya.
“Semua stakeholder harus berkomitmen. Baik dari komite, satuan pendidikan, tenaga pendidik dan kependidikan, kantin, hingga orang tua siswa. Mulai dari sekarang, kita (Bontang) harus menyiapkan SDM yang unggul dan berdaya saing agar anak-anak kita kelak tidak menjadi penonton di daerahnya sendiri,” pungkas Bambang. (*)
Discussion about this post