• Redaksi
  • Pedoman Siber
  • Tentang Kami
Sabtu, 13 Agustus 2022
pranala.co
No Result
View All Result
  • Kaltim
    • Balikpapan
    • Samarinda
    • Bontang
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Leisure
  • Islampedia
  • Visual
    • Infografis
    • Video
  • Kolom
  • Kaltim
    • Balikpapan
    • Samarinda
    • Bontang
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Leisure
  • Islampedia
  • Visual
    • Infografis
    • Video
  • Kolom
No Result
View All Result
pranala.co
No Result
View All Result
Home Leisure

Manggatang Sahur Lewu, Ritual Dayak Ngaju “Tolak” Virus Corona

Editor Suriadi Said
7 Mei 2020 | 02:34
Reading Time: 5 mins read
0
Manggatang Sahur Lewu, Ritual Dayak Ngaju “Tolak” Virus Corona

Ritual Adat Dayak Ngaju untuk tolak bala penyakit. Foto: Thomas/AMAN Gunung Mas

Bagikan di FacebookBagikan di Twitter

pranala.co – Manggatang Sahur Lewu, Ritual Dayak Ngaju “Tolak” Virus Corona. BASIR, biasa dipanggil Mama Bapa Karitie, merapal doa dalam bahasa Sangen atau Sangiang. Aroma dupa kental terasa di rumah kayu tersebut. Doa ini biasa disebut batawur mantehau kare gana patahu.

Sementara, sejumlah ibu tampak sibuk menyiapkan masakan dan penganan, perlengkapan ritual. Beras, daun sirih, rokok linting, baram atau anding yaitu minuman tradisional Dayak turut disertakan. Ada juga daun sawang hijau atau daun andong/hanjuang hijau [Cordyline fruticosa] yang ditandai kapur sirih membentuk tanda silang, sebuah gong dan tampung tawar turut disertakan.

Beras dimasukkan ke sebuah sangku atau bokor terbuat dari tembaga. Di atasnya disusun daun sirih yang sudah diberi kapur dan pinang, juga rokok lintingan.

Sebelum ritual dimulai, sejumlah hewan disembelih, babi atau ayam. Darah dan dagingnya diambil sebagian sebagai persembahan/sesaji atau disebut ancak, yang selanjutnya ditempatkan di sebuah rumah kecil bernama keramat.

PILIHAN REDAKSI

Kapolsek Sungai Pinang Dianugerahi Gelar Dungau Jalung

Mengenal Paxlovid, Obat Antivirus Baru untuk Covid-19

17 Kasus Covid-19 Bertambah di Kaltim

Konser Musik Kangen Band dan RAN di Balikpapan Terancam Batal?

Basir merupakan seorang imam/pendeta Kaharingan, yang memimpin ritual doa. Tujuannya, meminta kepada Ranying Hatalla Langit atau Tuhan Semesta Alam untuk dijauhkan dari marabahaya dan segala penyakit yang datang dari luar.

“Tujuan Manggatang Sahur Lewu adalah ritual meminta kepada patahu ganan lewu [penjaga sahur kampung] untuk menghalau virus corona [COVID-19] yang tengah mewabah, agar pergi jauh,” terang Ketua AMAN Gunung Mas, Thomas, yang ikut prosesi ritual baru-baru ini.

Dengan ritual tersebut, kata Thomas, masyarakat Dayak Ngaju di Gunung Mas, berharap peres atau penyakit yang dibawa virus corona, yang mewabah sejak akhir 2019, tidak sampai ke derah mereka. “Jangan sampai ada korban jiwa.”

Selanjutnya, sahur yang sudah diisi sesaji dan didoakan itu digantung di rumah. Biasanya, di atas pintu masuk bagian dalam atau di atap rumah bagian dalam/ langit-langit, karena rata-rata rumah lama Suku Dayak tidak memiliki plafon. Menggantung atau menaikan sahur inilah yang disebut mampandai atau manggatang [menaikkan] Sahur Lewu [kampung].

Manggatang Sahur Lewu atau Bahajat [berhajat] ini diusulan bersama oleh Mantir Adat [orang yang duduk di majelis adat] Desa Tumbang Malahoi, Kecamatan Rungan, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, ke pemerintah desa dan dilaksanakan di Huma Bakas yaitu rumah tua atau rumah model lama Dayak, rumah panggung menyerupai betang. Tidak kurang 250 kepala keluarga ikut ritual ini, atas biaya bersama.

Di Kabupaten Gunung Mas, kegiatan tidak hanya dilakukan di Desa Malahoi, sejumlah masyarakat Dayak Ngaju yang berada di desa lain seperti Tewah, Batu Puter, Jangkit, Sei Antai, dan Tumbang Jutuh, melakukan ritual tolak bala serupa.

Ritual

Manggatang Sahur Lewu merupakan ritual keagamaan umat agama kepercayaan Kaharingan, agama asli Suku Dayak di Kalimantan Tengah. Awalnya Kaharingan disebut Kolonial Belanda sebagai agama Helo [dahulu], Hiden [heathens], kafir, Tempon Telun dan sebagainya.

Zaman pendudukan Jepang [dan direstui] diberikan nama khas oleh seorang Demang [kepala adat Dayak], Damang Yohanes Salilah, yaitu Kaharingan. Hingga sekarang, nama tersebut diakui dan diterima masyarakat, terutama pemeluknya.

Dalam perkembangannya, dibuatlah kitab suci, sebagai tuntunan umat Kaharingan yang disebut Panaturan [Tiwi Etika, dalam Jurnal Studi Kultural 2018, Volume IV No.1: 1-12]. Bersamaan dengan itu dibuat juga tata cara ibadah dan majelis agama.

Menurut Damang Y. Salilah sebelum ia memeluk agam Kristen, bahasa Sangen atau Sangiang, bahasa ini hanya digunakan dalam tuturan/mantra ritual di kepercayaan Kaharingan] yang berarti dengan sendirinya [by itself], secara lugas kata Kaharingan berarti kehidupan [KMA Usop: 1975].

Ada banyak ritual dalam Kaharingan, mulai ritual pernikahan, kelahiran, kematian dan kehidupan sehari-hari. Beberapa ritual ‘tolak bala’ dalam Kahariangan, diantaranya mambayar hajat, mampaindai sahur lewu, mampakanan sahur mamapas lewu.

Upaya ‘menolak bala’ dalam Suku Dayak tidak selalu dengan ritual yang kompleks seperti manggatang sahur lewu atau yang dipimpin langsung oleh Basir. Bisa juga dilakukan mandiri oleh orang Dayak, seperti menggantung daun Sawang yang dicacak [dirajah dengan kapur membentuk tanda salib atau +]. Daun tersebut digantung di pintu bagian luar. Cara ini dipercaya sebagai penolak bala bagi seluruh penghuni rumah, sehingga terhindar dari penyakit, terlebih virus corona yang mematikan.

Harmonisasi masyarakat dengan alam

Dalam keyakinan Kaharingan, manusia merupakan ciptaan Tuhan [Ranying Hatalla] dan pada suatu saat manusia akan kembali apabila Tuhan menghendakinya. Hal tersebut menjadi falsafah hidup sejak nenek moyang mereka. Keterangan ini sebagaimana dijelaskan Kadek Sukiada dalam jurnalnya tentang “Sistem Medis Tradisional Suku Dayak dalam Kepercayaan Hindu Kaharingan di Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah.”

Kadek juga menyebut, kondisi sehat dan sakit diyakini oleh Suku Dayak beragama Hindu Kaharingan, karena faktor-faktor alam, manusia dan roh-roh. Sistem keyakinan terhadap sehat sakit [barigas haban] dalam tradisi Dayak, tampak dalam sistem kosmologi Dayak yaitu tentang harmonisasi manusia dan alam serta pelestarian budaya.

Antropolog Universitas Palangka Raya, Sidik Rahman Usop, sebelumnya dalam artikel di Mongabay Indonesia berjudul “Begini, Cara Masyarakat Kalimantan Tengah Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan” menjelaskan kearifan lokal masyarakat adat Dayak dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. Menurut dia, bagi orang Dayak dikenal konsep batang garing yang bermakna keseimbangan. Batang garing merupakan hubungan yang terjabarkan dalam nilai-nilai masyarakat, yaitu keseimbangan hubungan antara manusia dengan alam serta hubungan sesama manusia.

Jika terjadi wabah, penyakit, atau bencana, hal tersebut dipercaya ada ketidakseimbangan yang sedang terjadi. Sehingga diperlukan ritual untuk meminta perlindungan dan petunjuk agar kondisi keadaan normal dan seimbang kembali.

Sementara persoalan yang berhubungan dengan lingkungan, orang Dayak mengenal manyanggar dan memapas lewu. Manyanggar adalah upacara adat ketika membuka lahan baru untuk menghormati roh leluhur yang mendiami kawasan tersebut.

Dalam pemahaman lebih luas, manyanggar adalah sebuah kepedulian dan kehati-hatian pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam, sehingga orang tidak semena-mena memperlakukan alam.

“Dua konsep ini sudah populer di kalangan masyarakat Dayak, proses penyadarannya dilakukan terus menerus,” kata Sidik Usop.

Selain itu, dalam konsep keberlanjutan, masyarakat Dayak mengenal manyalamat petak danum, yaitu pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam yang arif terhadap lingkungan. Harapannya, kelangsungan kehidupan umat manusia pada masa akan datang terjamin.**

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: Mongabay
Penulis: Redaksi
Tags: BudayaCovid-19DayakDayak NgajuManggatang Sahur LewuRitual Dayak
ShareTweetSend

BACA JUGA

Berikut Daftar Sekolah Kedinasan Bisa jadi Pilihan usai Lulus SMA, Otomatis jadi PNS
Nasional

Berikut 15 Daftar Sekolah Kedinasan Bisa jadi Pilihan usai Lulus SMA, Otomatis jadi PNS

9 Agustus 2022 | 09:34
Sinopsis Film Prey; Usaha Pejuang Perempuan Selamatkan Rakyatnya dari Predator
Leisure

Sinopsis Film Prey; Usaha Pejuang Perempuan Selamatkan Rakyatnya dari Predator

6 Agustus 2022 | 16:25
Jarang Ada yang Tahu, Ini Bedanya Marka Jalan Berwarna Putih dan Kuning
Leisure

Jarang Ada yang Tahu, Ini Bedanya Marka Jalan Berwarna Putih dan Kuning

5 Agustus 2022 | 09:01
Review Film Jan Dara The Beginning: Film Thailand yang Tembus Box Office Global
Leisure

Review Film Jan Dara The Beginning: Film Thailand yang Tembus Box Office Global

4 Agustus 2022 | 12:49
Si Kecil Masih Takut Tidur Sendiri? Trik Ini Bisa Dicoba
Leisure

Si Kecil Masih Takut Tidur Sendiri? Trik Ini Bisa Dicoba

3 Agustus 2022 | 15:11
Xiaomi Redmi 10 5G Meluncur di Indonesia, Spek Gahar, Dibanderol Rp 2 Jutaan
Leisure

Xiaomi Redmi 10 5G Meluncur di Indonesia, Spek Gahar, Dibanderol Rp 2 Jutaan

2 Agustus 2022 | 19:50
Next Post
FB IMG 1588822759290

Dengungkan "Gerakan Kesalehan Sosial" hingga Bentuk Relawan tingkat RT demi Kikis Stigma Negatif

RDP Subandi tile

Data Penerima Bantuan Covid-19 di Samarinda Banyak Salah hingga Tumpang Tindih

Discussion about this post

TRENDING

  • 11 Desa di Kaltim Masuk Ring 1 IKN Nusantara, Ini Daftarnya

    11 Desa di Kaltim Masuk Ring 1 IKN Nusantara, Ini Daftarnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Nur Pandi, Pemain Futsal asal Bontang: Dari Turnamen Kampung ke Kampung, Kini Bermain di Pro League

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mantan Pegawai Dealer di Balikpapan Tipu Konsumen hingga Rp80 Juta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perkenalkan Rizqi Awandi; Roaster Evos Icon asal Bontang, Ingin Bawa Tim Juara MDL

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejoli di Balikpapan Mesum di Kafe, Terekam CCTV, Perempuannya Berseragam SMK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beasiswa Kaltim Tuntas 2022 Tahap Pertama Diumumkan, Berikut Daftar Rincian Batas Skoring Tiap Kategori

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Catat Tanggalnya! 100 Mobil Hias dan Ribuan Orang bakal Ramaikan Pawai Pembangunan di Samarinda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pelajar di Bontang Ini Mencuri demi Beli Sabu-Sabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berikut 15 Daftar Sekolah Kedinasan Bisa jadi Pilihan usai Lulus SMA, Otomatis jadi PNS

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fakta Terbaru Kasus Penembakan Brigadir J, Jenderal Bintang 2 Otak Pembunuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
pranala.co

Jalan Seruling 4 RT 21 Nomor 74E
Kelurahan Bontang Baru, Kota Bontang
Kalimantan Timur, Indonesia

Telepon : 0817-4720-000
Redaksi : redaksi[at]pranala.co
Iklan : sales[at]pranala.co

  • NASIONAL
  • KALTIM
  • BALIKPAPAN
  • SAMARINDA
  • BONTANG
  • INTERNASIONAL
  • EKONOMI
  • OLAHRAGA
  • LEISURE
  • ISLAMPEDIA
  • INFOGRAFIS
  • VIDEO
  • KOLOM

Copyright © 2022 pranala.co. All right reserved.

  • Redaksi
  • Pedoman Siber
  • Tentang Kami
No Result
View All Result
  • Kaltim
    • Balikpapan
    • Samarinda
    • Bontang
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Leisure
  • Islampedia
  • Visual
    • Infografis
    • Video
  • Kolom

© 2022 pranala.co.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In