pranala.co – Pemuda berusia 25 tahun, Febi Abdi yang tenggelam di kolam bekas galian tambang batubara di Samarinda, Kalimantan Timur ditemukan tewas Senin (1/11) malam. Jika ditotal genap 40 orang tewas di kolam bekas galian tambang di Kalimantan Timur.
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kalimantan Timur mencatat, dari 40 orang nyawa melayang di kolam bekas tambang medio tahun 2011-2021 terbanyak ada di kota Samarinda.
“Di Samarinda ada 23 orang meninggal. Termasuk korban yang ditemukan malam tadi,” kata Dinamisator Jatam Kaltim Pradarma Rupang, Selasa (2/11).
Rupang menyatakan, komitmen pemerintah mengurangi jumlah lubang galian tambang di Kalimantan Timur melalui pemulihan pascakegiatan tambang batubara tidak ada perubahan.
“Konkretnya, moratorium izin tambang itu mendesak. Tidak hanya izin baru, tapi hentikan perpanjangan izin. Kalau tidak, sama saja menambah laju pembukaan lubang tambang baru. Sehingga akan ada calon-calon korban baru berikutnya,” ujar Rupang.
Febi Abdi ditemukan tewas sekitar pukul 22.20 WITA, Senin (1/11) malam. Dia tenggelam setelah melompat ke kolam bekas galian tambang di Makroman, dari ketinggian tebing hingga 25 meter. Diduga dia mengalami sesak nafas usai terempas di air kolam berwarna kebiruan itu.
“Benar, ditemukan semalam kondisi meninggal dunia. Atas permintaan keluarga, langsung dibawa ke rumah duka,” kata Koordinator Basarnas Unit Siaga SAR Samarinda Dwi Adi Wibowo.
Dia menerangkan, pagi hingga siang hari sebelumnya, penyelam Basarnas sempat melakukan penyelaman hingga kedalaman 30 meter. Belakangan, kedalaman kolam lebih dalam dari perkiraan.
“Air kolamnya memang kebiruan. Ternyata, dari informasi penyelam kami, dalamnya kolam seperti palung, jauh ke dalam. Dari penuturan warga setempat, kedalamannya sekitar 150 meter,” kata Adi. [bas]
Discussion about this post