Pranala.co, KUKAR – Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Samboja Barat, Kutai Kartanegara (Kukar), memicu longsor sepanjang 100 meter di Jalan Desa Kelurahan Argosari, Kamis (9/10/2025). Akibatnya, pipa PDAM yang melintas di lokasi ikut melengkung, membuat aliran air bersih ke rumah warga terganggu.
Dampaknya langsung dirasakan masyarakat di RT 1 hingga RT 5. Akses jalan utama terancam putus, sementara air bersih sulit mengalir.
Menanggapi hal itu, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kalimantan Timur bergerak cepat. Tim teknis langsung diterjunkan ke lokasi Sabtu (11/10/2025) untuk melakukan investigasi penyebab longsor.
Hasil pemeriksaan di lapangan menemukan fakta mengejutkan. Posisi jalan ternyata berdiri di atas lahan berlumpur atau rawa, sehingga mudah bergeser dan longsor. Selain itu, kegiatan pertambangan di sekitar wilayah itu terlalu dekat dengan permukiman warga.
Kepala Dinas ESDM Kaltim, Bambang Arwanto, menegaskan pentingnya menjaga jarak aman antara area tambang dan fasilitas publik.
“Ini sudah kerugian daerah. Jalan sepanjang 100 meter longsor. Saya minta tim segera memastikan apakah kegiatan tambang itu sesuai dengan AMDAL dan rencana kerjanya,” ujar Bambang, Selasa (14/10/2025).
Bambang juga menyampaikan bahwa Gubernur Kalimantan Timur telah memberikan instruksi langsung agar perbaikan segera dilakukan.
“Pak Gubernur minta segera diperbaiki. Jangan sampai alur transportasi warga dari RT 1 sampai RT 5 terputus. Saya minta maksimal satu minggu harus selesai,” tegas Bambang.
ESDM, kata dia, akan terus memantau proses perbaikan dan memastikan tambang di kawasan itu mematuhi jarak aman minimal 500 meter dari permukiman warga.
“Kami tidak ingin kejadian seperti ini terulang lagi. Tambang harus ramah lingkungan dan berpihak pada keselamatan masyarakat,” tandasnya.
Dalam investigasi tersebut, pihak PT Singlurus Pratama, perusahaan tambang yang beroperasi di sekitar lokasi, juga hadir. Kepala Teknik Tambang perusahaan itu, Junior, menyampaikan permohonan maaf kepada warga dan pemerintah daerah.
“Kami bertanggung jawab atas perbaikan jalan desa ini. Target kami, perbaikan selesai dalam tujuh hari,” katanya.
Junior menjelaskan, pihaknya telah memperbaiki pipa PDAM yang rusak, dan kini aliran air sudah kembali normal. Selain itu, operasi tambang di sekitar titik longsor dihentikan sementara hingga kondisi benar-benar aman.
Perusahaan juga berencana membangun pondasi baru, melakukan pengecoran jalan, serta membuat bandwall di sekitar area longsor sebagai langkah pencegahan jangka panjang.
Kasus longsor di Argosari menjadi pengingat penting bagi pemerintah daerah dan pelaku industri tambang agar menempatkan keselamatan warga sebagai prioritas utama.
Bambang menegaskan, ESDM tidak akan segan memberikan teguran keras bila ditemukan pelanggaran tata ruang atau jarak aman di kemudian hari.
“Tambang boleh jalan, tapi keselamatan warga tidak boleh dikorbankan,” tutupnya. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami










