SELAMA virus corona atau COVID-19 menggempur Kaltim, lawatan wisatawan mancanegara (wisman) bekurang. Bahkan Desember 2020 tak ada sama sekali catatan mengenai kunjungan dari luar negeri menuju Benua Etam.
“Hal itu dikarenakan pembatasan kunjungan wisman (akibat COVID-19) yang dilakukan pemerintah,” ujar Ketua Dewan Pimpinan Daerah Association of the Indonesia Tours and Travel (Asita), I Gusti Bagus Putra baru-baru ini.
Informasi dihimpun hingga September 2020 tercatat hanya ada 9 kunjungan. Padahal Agustus lalu ada 13 lawatan. Dengan kata lain ada 4 kunjungan berkurang. Bila dibandingkan dengan September 2019 maka perbedaannya begitu tampak.
Pada bulan itu ada 415 wisatawan mancanegara berkunjung ke Benua Etam yang didominasi oleh warga Asia Tenggara. Tak hanya itu, kebijakan terbaru seperti Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) juga memberikan damapak senada. Pendapatan di sektor ini kembali merosot. Dirinya pun mulai pesimistis awal tahun ini pariwisata bisa berkembang.
“Kami tidak ingin terlalu berharap, jika ada pertumbuhan yang lebih signifikan di sektor wisata. Apalagi kunjungan wisman,” sebutnya.
Meski demikian, pihaknya enggan berpangku tangan. Pelatihan-pelatihan di sektor ini tentu dilakukan. Tujuannya tak lain mempersiapkan diri. Namun hal ini hanya bisa virtual saja. Dia memprediksi gairah wisata akan kembali melonjak pada November mendatang. Hingga kini kalender agenda dari Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim hingga Dispar kabupaten/kota juga belum ada.
“Mungkin hanya Festival Mahakam saja yang akan dilaksanakan,” sebutnya.
Dia menambahkan, promosi daerah wisata kepada pelancong lokal juga penting. Jadi tak hanya kepada wisman saja. Terlebih daerah yang menerapkan PPKM, pengenalan tersebut begitu berguna. Pasalnya saat ini kunjungan domestik juga sangat diharapkan.
“Meningkatkan animo masyarakat lokal agar melakukan kunjungan wisata di tempatnya sendiri juga penting,” pungkasnya.
[jun]
Discussion about this post