Bontang, PRANALA.CO – Air datang lagi. Membanjiri jalanan. Menggenangi halaman. Bahkan perlahan merayap ke teras rumah warga. Jumat (11/4/2025), genangan itu kembali menyapa Kelurahan Guntung, Kota Bontang, Kaltim — seperti tamu tak diundang yang sudah hafal rute pulangnya.
Sekira pukul 10.00 Wita, warga mulai merasa waswas. Langit memang tak begitu gelap, tapi informasi dari daerah hulu di Kutai Timur menyiratkan tanda bahaya. Benar saja, dua jam kemudian, air mulai naik. Pelan tapi pasti, jalan-jalan utama di RT 11, 04, dan 06 terendam hingga selutut orang dewasa.
Tak ada evakuasi besar. Tak ada tenda darurat. Warga memilih tetap tinggal, meski akses keluar rumah terganggu. Bukan karena tak takut, tapi karena sudah terlalu sering. Banjir sudah seperti tamu bulanan yang datang tanpa bilang.
“Sudah biasa, Mas. Kalau hujan deras di Kutim, kami langsung siap-siap. Angkat barang, jaga anak-anak, dan tunggu air surut,” tutur salah satu warga, Marni, sambil menyesap teh hangat di teras rumah yang tergenang.
Di rumahnya, tikar digulung, perabotan dinaikkan ke atas kursi. Anaknya yang masih kecil bermain air tanpa beban. Sebuah potret keseharian yang unik — bencana yang menyamar jadi kebiasaan.
Lurah Guntung, Denny Febrian, mengakui bahwa ini bukan kali pertama wilayahnya terendam. Bahkan bisa dikatakan sudah jadi “langganan” saat hujan deras turun di wilayah hulu.
“Memang banjirnya bukan dari hujan lokal, tapi kiriman dari Kutai Timur (Kutim). Kalau intensitasnya tinggi, air pasti sampai ke sini,” ujarnya.

Namun kali ini berbeda. Denny mengaku telah membuka ruang diskusi serius dengan Wakil Wali Kota dan Sekda Bontang untuk memikirkan solusi permanen.
“Kami usulkan agar dilakukan kajian penanganan banjir secara menyeluruh. Bukan cuma tambal sulam. Ini harus jadi prioritas,” tegasnya.
Meski air naik, harapan warga tetap mengapung. Mereka ingin sistem drainase diperbaiki. Normalisasi sungai dipercepat. Kebijakan mitigasi bencana diperkuat. Bukan sekadar tanggap darurat, tapi juga pencegahan jangka panjang.
Mereka tahu, Kelurahan Guntung bukan satu-satunya wilayah yang rawan. Tapi mereka ingin jadi yang pertama keluar dari lingkaran banjir tahunan ini. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami











Comments 1