pranala.co, BONTANG – Angka kemiskinan di Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim) alami peningkatan dua tahun belakangan. Bukan hanya disebabkan penyebaran virus Corona atau Covid-19, namun disebut volume produktifitas perusahaan yang dibatasi menjadi salah satu alasannya.
“Kita dihantam dari berbagai penjuru, mulai dari persoalan Covid-19 yang menyebabkan lesunya perekonomian. Pengangguran hingga kemiskinan bertambah akibat perusahaan membatasi produktifitas dan subkonnya,” kata anggota Komisi I DPRD Bontang Bakhtiar Wakkang.
Inilah yang menimbulkan dampak bagi sektor ketenagakerjaan di Bontang, kata BW – sapaan karibnya – termasuk pasar mengalami dampak formal maupun non formal. Kini dibutuhkan kepandaian pemerintah untuk menjalankan program agar bisa berdamai dengan Covid-19.
Adapun regulasi yang mengatur tentang Perda Alih Daya dianggap tidak bisa berbuat banyak. Sehingga, politikus Nasdem itu menyarankan agar pemerintahan yang akan memimpin Bontang berikutnya bisa mengatasi dan mengantisipasi masalah tersebut.
“Salah satu cara mengatasi masalah kemiskinan ini, pemerintah wajib menggalakkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Paling tidak mencegah dan menormalkan kembali perekonomian masyarakat,” tambahnya. Ini disampaikan BW usai mengikuti paripurna laporan LKPj Wali Kota Bontang beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, dalam laporan LKPj Wali Kota Bontang 2020 angka kemiskinan tercatat 4,38 persen atau 7.910 jiwa. Itu meningkat jika dibandingkan tahun 2019, yakni 4,22 persen atau 7.470 jiwa.
[ar|ads]
Discussion about this post