Kebakaran Hotel Atlet di Samarinda Disorot DPRD Kaltim: Anggaran Besar, Keamanan Harus Prioritas

Suriadi Said
19 Jun 2025 08:48
2 menit membaca

Pranala.co, SAMARINDA – Insiden kebakaran di Hotel Atlet Sempaja Samarinda, langsung menuai sorotan tajam. Wakil Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Sapto Setyo Pramono, menyebut peristiwa ini sebagai bukti lemahnya pengawasan dan pemeliharaan terhadap aset strategis milik pemerintah.

Kebakaran terjadi Rabu malam (18/6/2025) sekira pukul 21.50 WITA. Asap tebal terlihat keluar dari lantai atas gedung delapan lantai yang baru saja selesai direnovasi dengan anggaran mencapai Rp111 miliar.

“Bangunan semahal ini mestinya dijaga dan dirawat secara berkala. Ini uang rakyat,” tegas Sapto di Samarinda, Kamis (19/6/2025).

Gedung yang belum sempat difungsikan ini sejatinya disiapkan untuk menunjang kegiatan olahraga dan even nasional, termasuk penginapan atlet dan tamu daerah.

Dugaan sementara, kebakaran dipicu oleh korsleting pada kabel induk di lantai dua. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, kejadian ini menimbulkan kekhawatiran publik akan standar keamanan fasilitas pemerintah.

“Kami mendesak ada audit teknis rutin dan anggaran pemeliharaan jelas setiap triwulan. Jangan tunggu terbakar dulu baru bertindak,” ujar Sapto.

Menurut Sapto, kasus ini harus menjadi pelajaran besar. Ia menegaskan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengelolaan aset provinsi.

Dirinya juga meminta masyarakat untuk tidak berspekulasi sebelum hasil investigasi resmi dikeluarkan. Saat ini, penyebab pasti dan jumlah kerugian masih dalam proses investigasi oleh pihak berwenang.

“Hotel ini diproyeksikan untuk even besar, jadi tak boleh setengah-setengah. Standar keamanan harus benar-benar siap,” katanya.

Tim dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmat) Samarinda bersama para relawan bergerak cepat. Mereka mengerahkan: 12 unit mobil pemadam; 20 mesin portabel; hingga puluhan personel dan relawan

Api berhasil dipadamkan dalam waktu sekira satu jam. Namun, dampak kebakaran masih menyisakan tanda tanya besar terhadap kelayakan dan kesiapan bangunan yang dibangun dari dana publik.

Sapto menegaskan, Pemprov Kaltim tidak bisa hanya mengejar proyek fisik besar tanpa menjamin keamanan, fungsionalitas, dan keberlanjutan jangka panjang.

“Bangun boleh megah, tapi kalau tidak aman dan tak terawat, ujungnya merugikan semua,” tutup Sapto.

[ADS/DIAS]

 

Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *