Bontang, PRANALA.CO – Polemik kematian massal kerang dara (blood cockles) di perairan Muara Badak, Kutai Kartanegara, kian terbuka lebar. Rapat tindak lanjut hasil investigasi yang digelar Kamis (8/5/2025) di Ruang Rapat Bengkirai, Dinas Lingkungan Hidup (DLHK) Kukar, menyisakan pertanyaan baru.
Kehadiran berbagai pihak, termasuk Polres Bontang, menunjukkan besarnya atensi terhadap persoalan yang berdampak pada hajat hidup ratusan petambak kerang dara.
Dalam forum yang dihadiri DPRD Kukar, Camat Muara Badak, Tim FPIK Universitas Mulawarman (UNMUL), PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS), serta perwakilan masyarakat pembudidaya kerang, terungkap hasil awal investigasi laboratorium FPIK UNMUL.
Tim peneliti menemukan indikasi infeksi bakteri dan parasit, serta kandungan lumpur pada insang kerang yang mengganggu pernapasan. Namun, belum ada kesimpulan konklusif bahwa pencemaran berasal dari aktivitas industri migas PT PHSS.
Pernyataan tersebut memantik kekecewaan para pembudidaya. Mereka menilai pengambilan sampel yang dilakukan setelah adanya dugaan intervensi di lokasi tidak merepresentasikan kondisi sebenarnya. Mereka mendesak agar kasus ini dibawa ke tingkat provinsi, bahkan nasional, bila tak kunjung ada kejelasan.
Kapolres Bontang AKBP Alex Frestian Lumban Tobing melalui Kapolsek Muara Badak Iptu Danang bersama jajaran Sat Intelkam Polres Bontang yang hadir dalam rapat, memastikan pihaknya mencatat seluruh dinamika rapat. Polres Bontang pun menyatakan komitmennya mendalami dugaan pelanggaran hukum jika ditemukan indikasi kuat adanya pencemaran lingkungan.
“Kami mengapresiasi proses investigasi ilmiah yang dilakukan FPIK UNMUL dan keterlibatan semua pihak. Namun, bila ada indikasi pelanggaran terhadap UU Lingkungan Hidup, kami siap menindaklanjuti secara hukum,” tegas Kapolres Bontang dalam pernyataannya, Jumat (9/5/2025).
Polres Bontang juga mengingatkan agar semua pihak menjaga transparansi dan tidak mengaburkan fakta. “Perbedaan pendapat itu wajar. Yang terpenting, data yang disampaikan objektif dan jujur. Jangan ada yang mencoba menghilangkan barang bukti,” imbuhnya.
Polres Bontang turut mendorong sinergi lintas sektor antara pemerintah daerah, aparat penegak hukum, lembaga ilmiah, perusahaan, dan masyarakat. Kolaborasi ini dinilai penting demi menjaga ekosistem pesisir dan kelangsungan ekonomi masyarakat Muara Badak yang menggantungkan hidup pada budidaya kerang dara. [IR/RIL]
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post