pranala.co – Kapal tugboat penarik tongkang muatan kayu, Tugboat Rahmat Nur 09 tenggelam di Perairan Sungai Kedang Kepala, Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim).
Atas peristiwa itu, tiga orang menjadi korban yakni satu orang bernama Muhlis (23) meninggal dunia, dan dua anak-anak, yakni Hafis berusia 2 tahun serta adiknya Bayer berusia 5 bulan dalam pencarian.
“Betul, sampai saat ini ada dua korban anak-anak yang masih kami lakukan pencarian,” ucap Kapolsel Muara Kaman Inspektur Satu Hari Supranoto, Minggu (27/11/2022).
Lebih rinci, Hari menjelaskan, pihaknya menerima informasi tenggelamnya kapal tugboat tersebut pada, Jumat (25/11/2022) sore. Di mana kapal tersebut berangkat dari Samarinda membawa kayu sengon tujuan JT PT Rimba Karya Rayatama, Desa Jembayan, Kecamatan Loa Kulu, Kukar.
Namun karena derasnya arus sungai, di tengah perjalanan kapal ini termakan arus dan tenggelam. “Saat itu nakhoda kapal yaitu korban meninggal Muhlis, diduga tak menguasai medan dan tidak bisa mengendalikan kapal, hingga akhirnya kapal tenggelam,” terangnya.
Dugaan lainnya, korban Muhlis baru pertama kali mengarungi rute tersebut. Sementara itu, dilaporkan ada empat orang selamat dalam insiden tersebut. Tiga orang merupakan ABK kapal dan satu orang merupakan wanita bernama Mita berusia 23 tahun. Keempatnya sempat menyelamatkan diri dengan loncat ke laut sebelum kapal tenggelam.
Sedangkan korban Muhlis, dikabarkan tak sempat menyelamatkan diri karena berusaha menyelamatkan dua anaknya yang ikut dalam kapal itu.
“Jadi yang dalam pencarian adalah anak dari korban Muhlis, satu korban perempuan selamat adalah istrinya, mereka adalah pasangan baru. Kemungkinan karena tugas berlayar seperti ini lama, jadi istri dan anaknya ikut,” tutur Hari.
Saat ini keempat korban sudah dievakuasi ke rumah warga di Samarinda. Keempatnya dalam kondisi sehat, namun mengalami trauma cukup dalam. Pun korban Mita, yang saat ini kehilangan suami dan dua anaknya yang masih kecil-kecil.
Sementara itu, peristiwa ini juga dalam penyelidikan pihak kepolisian. Soal keberadaan Mita dan anak-anaknya di kapal yang notabene bukan untuk penumpang, hingga nakhoda yang disebut minim pengalaman berlayar serta surat izin berlayarnya.
“Nanti itu semua akan diselidiki oleh Polairud, apalagi korban semua masih syok belum bisa dimintai keterangan. Untuk sementara kami fokus melakukan pencarian terhadap dua korban dulu. Untuk korban selamat kami beri pendampingan untuk trauma healing,” tutupnya. (*)
Discussion about this post