SATUAN Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Nasional meminta Kalimantan Timur (Kaltim) menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro.
Artinya, Kaltim bakal menyusul provinsi lainnya yang terlebih dulu menerapkan kebijakan PPKM Mikro ini. Permintaan PPKM Mikro di Kaltim muncul dalam rapat koordinasi bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Kesehatan, Menteri Perindustrian, Menteri Dalam Negeri, dan Satgas COVID-19 Nasional.
“Kami akan segera rapat dan koordinasi dengan kota/kabupaten lain di Kaltim,” kata Wakil Gubernur Hadi Mulyadi yang hadir dalam rapat tersebut, Kamis (4/3).
Satgas menyarankan tiga provinsi menerapkan kebijakan PPKM yakni Kaltim, Sulawesi Selatan, dan Sumatra Utara. Keputusan tersebut diambil mengingat adanya lonjakan penyebaran virus COVID-19 terus terjadi.
Sebelumnya, ada tujuh provinsi sudah melaksanakan aturan tersebut yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Bali, Yogjakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Soal perintah Satgas COVID-19 ini, Provinsi Kaltim siap melaksanakan kebijakan PPKM Mikro di wilayahnya. Bahkan saat ini, menurut Hadi, terdapat tiga kota/kabupaten di Kaltim secara spontan melaksanakan kebijakan PPKM Mikro yakni Balikpapan, Kutai Kartanegara, dan Bontang.
Tiga daerah masuk dalam episentrum pandemik COVID-19 Kaltim. Kutai Kartanegara masih tertinggi jumlah pasien terpapar virus sebanyak 2.172 orang, disusul Balikpapan 1.371 orang dan Bontang 744 orang. Total pasien COVID-19 di Kaltim mencapai 6.553 jiwa dengan dengan kasus meninggal dunia 1.343 jiwa.
Delapan kota/kabupaten Kaltim masih berwarna merah pandemik COVID-19. Hanya Mahakam Ulu dan Penajam Paser Utara yang berwarna kuning dan oranye.
“Sebelum ada perintah untuk diberlakukan PPKM Mikro ini. Sudah ada tiga daerah yang melaksanakan,” ungkap Hadi.
Kaltim Tunjukan Tren Positif
Juru Bicara Satgas COVID-19 Kaltim Andi Muhammad Ishak mengaku tidak pernah berhenti menyosialisasikan protokol kesehatan melawan pandemik virus. Menurutnya, virus COVID-19 masih rawan dalam menulari masyarakat yang lengah dengan tidak mengindahkan protokol kesehatan.
“Kami selalu mengingatkan jangan pernah abaikan ancaman COVID-19. Wabah ini siap menulari orang-orang yang lengah,” ujarnya.
Data terakhir, akumulasi positif COVID-19 ini sudah mencapai 56.999 kasus dengan kesembuhan 49.103 orang. Menyisakan 6.553 pasien dalam perawatan baik itu di rumah maupun isolasi rumah sakit. Meski demikian 1.343 di antaranya meninggal dunia.
Jumlah ini tentu tak sedikit. Sebab saban hari selalu bertambah. Syukurnya persentase kesembuhan juga ikut naik, kini jumlahnya menjadi 86,1 persen. Dengan statistik ini, Andi meminta warga tetap taat dan disiplin dengan protokol kesehatan dalam aktivitas harian. Utamanya saat ke luar rumah.
“Selalu pakai masker, jaga jarak dan tidak berkerumun. Ingat juga membiasakan mencuci tangan,” tegasnya. [DN]
Discussion about this post