SAMARINDA – Kalimantan Timur (Kaltim) mencatatkan capaian gemilang dalam realisasi investasi sepanjang tahun 2024. Dengan total investasi mencapai Rp76,33 triliun atau 100,41% dari target, Kaltim berhasil melampaui ekspektasi dan mengukuhkan posisinya sebagai destinasi investasi yang semakin diminati di tingkat nasional.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim, Fahmi Prima Laksana, mengungkapkan jumlah proyek investasi yang terealisasi pun sangat signifikan, yakni mencapai 24.743 proyek.
Dari jumlah tersebut, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menjadi penyumbang terbesar dengan nilai Rp55,07 triliun dari 15.390 proyek. Capaian ini menempatkan Kaltim di posisi ke-5 nasional dalam realisasi PMDN.
“Kontribusi sektor PMDN sangat dominan, menunjukkan kepercayaan tinggi dari pelaku usaha dalam negeri terhadap potensi ekonomi Kaltim,” ujar Fahmi, Kamis (13/3/2025).
Sementara itu, Penanaman Modal Asing (PMA) mencatatkan nilai investasi sebesar US$1.417 miliar dari 1.727 proyek. Berdasarkan peringkat nasional, realisasi PMA Kaltim berada di urutan ke-14.
Sektor Pertambangan Masih jadi Andalan
Jika dirinci, sektor pertambangan menjadi kontributor utama dalam investasi PMDN dengan nilai realisasi mencapai Rp20,98 triliun. Menyusul di belakangnya, sektor industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi mencatatkan Rp8,50 triliun.
Lalu diikuti oleh industri logam dasar, barang logam bukan mesin dan peralatannya sebesar Rp6,96 triliun. Sektor lainnya yang turut berkontribusi signifikan adalah tanaman pangan, perkebunan dan peternakan (Rp3,81 triliun) serta industri makanan (Rp3,57 triliun).
“Sektor pertambangan masih menjadi primadona, namun kami juga mendorong sektor lain seperti industri pengolahan agar semakin berkembang,” tambah Fahmi.
Balikpapan dan Kutai Kartanegara Pimpin Realisasi Investasi
Secara geografis, distribusi investasi PMDN di Kaltim terkonsentrasi di beberapa wilayah kabupaten dan kota. Kota Balikpapan memimpin dengan nilai investasi sebesar Rp21,30 triliun dari 7.575 proyek, disusul oleh Kabupaten Kutai Kartanegara yang mencatatkan Rp8,34 triliun dari 3.563 proyek.
Beberapa daerah lain yang juga mencatatkan realisasi investasi signifikan di antaranya adalah Kutai Barat (Rp6,85 triliun, 1.168 proyek), Kutai Timur (Rp5,16 triliun, 1.795 proyek), dan Kota Samarinda (Rp3,04 triliun, 6.185 proyek).
Untuk PMA, Kutai Kartanegara juga menjadi tujuan utama dengan nilai investasi US$537,93 juta dari 305 proyek. Balikpapan berada di posisi kedua dengan US$293,57 juta dari 1.265 proyek, diikuti oleh Kutai Timur (US$285,53 juta, 272 proyek), Paser (US$75,08 juta, 83 proyek), dan Berau (US$63,78 juta, 176 proyek).
Singapura dan Malaysia Dominasi Investasi Asing
Dari sisi negara asal investasi, Singapura dan Malaysia menjadi penyumbang utama arus modal asing ke Kaltim. Singapura mencatatkan investasi sebesar US$275,12 juta (Rp4,12 triliun) dari 831 proyek, menguasai 19,41% pangsa investasi PMA. Malaysia menyusul dengan US$266,76 juta (Rp4,00 triliun) dari 437 proyek atau sekitar 18,82%.
Negara lain yang turut berinvestasi di Kaltim antara lain China, Spanyol, dan Korea Selatan dengan kontribusi yang tidak kalah penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Fahmi menegaskan, aliran investasi yang masuk ke Kaltim memberikan dampak nyata bagi penyerapan tenaga kerja. Sepanjang 2024, realisasi investasi PMDN dan PMA berhasil menyerap 70.419 tenaga kerja. Dari jumlah tersebut, 57.002 tenaga kerja terserap melalui PMDN, sementara 13.417 tenaga kerja berasal dari sektor PMA.
“Investasi yang masuk tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga membuka peluang kerja yang luas bagi masyarakat Kaltim,” pungkas Fahmi. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post