PRANALA.CO, Sangatta – Usai resmi dikukuhkan menjadi penjabat sementara (Pjs) Bupati Kutim, Sabtu (26/9/2020) lalu, Jauhar Efendi langsung menggelar coffee morning. Kegiatan ini dihadiri sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkab Kutim.
Jauhar mengaku saat ini dirinya tengah menginventarisir sejumlah permasalahan di sejumlah OPD. Pertama terkait prioritas kebijakan anggaran. Kedua, masalah aset daerah. Misalnya ada kendaraan yang masih dikuasai seseorang sudah pensiun.
Dia berujar Pemkab Kutim dalam waktu dekat tak mungkin adakan pengadaan baru kendaraan. Sebab masih dalam situasi Covid-19 dengan kondisi anggaran serba terbatas.
“Gaji tenaga honorer masih sangat rendah. Bagaimana kita upayakan agar ada peningkatan. Tentu itu nanti di 2021 lah ya, kalau di 2020 sudah tidak bisa lagi, karena waktunya sudah mepet,” ungkap Jauhar.
Jauhar mengaku sedih usai mendengarkan berbagai informasi dari sejumlah OPD. Sebab, amanah menjadi Pjs Bupati Kutim ini sangat berat. “Amanah ini berat, saya nanti dimintai keterangan di akhirat, artinya dalam waktu dekat harus kita lakukan, suka tidak suka harus kita lakukan,” tegasnya.
Ada tiga hal penting akan dilakukan. Pertama, memastikan penyelenggaraan pemerintahan berjalan lancar. Kedua, memfasilitasi pelaksanaan Pilkada Kutim, termasuk menjaga netralitas ASN. Ketiga, sebagai Ketua Gugus Tugas Covid-19, harus mampu mengendalikan penyebaran Covid-19.
Bukan hanya gaji honorer membuat dirinya sedih. Namun, ada beberapa hal yang membuat Jauhar sedih melihat Kutim. Seperti anggaran di setiap kecamatan sangat kecil, padahal merupakan salah satu garda terdepan pembangunan.
“Saya pernah menjabat Camat selama 23 tahun. Saya tahu betul apa yang harus dilakukan. Artinya perlu dukunganlah, bagaimana visi misi ini bisa tercapai. Serta tadi saya dapat laporan juga satu bidang, tidak ada anggarannya. Lalu bagaimana bisa mengukur kinerja mereka tapi tidak ada anggaran, ini yang harus kita bedah,” tegasnya. (Sl)
Discussion about this post