SAMARINDA – Pengelolaan air bersih di Samarinda banyak diminati pihak asing. Setelah investor dari Korea, kini Negeri Jiran Malaysia turut melirik hal yang sama. Para penanam modal ini ingin berinvestasi untuk urusan sistem teknologi. Dengan demikian air yang dihasilkan bisa langsung diminum tanpa masak.
“Cuma itu tadi, sistem penyulingan yang ditawarkan menggunakan air laut, sementara kita di sini memanfaatkan air sungai Mahakam,” kata Andi Harun, Wali Kota Samarinda seperti dilansir dari rilis resmi Pemkot Samarinda pada Kamis (17/6).
Dengan kata lain peluang penanam modal dari Malaysia ini tak begitu besar. Andi pun menyatakan jika permintaan perusahaan dari negara tetangga tersebut cukup beratB.
Bila kerja sama resmi terjalin, maka Samarinda harus menyediakan lahan seluas 10 hektare. Untuk 5 hektare harus di atas permukaan laut dan sisanya di tepi pantai untuk memudahkan perusahaan dalam pengerjaan instalasi pipa.
“Bahkan jika proyek ini sudah berjalan, mereka menawarkan beban tarif Rp6-10 ribu per meter kubik,” ungkapnya.
Menurut Andi, sistem pengelolaan air bersih yang ditawarkan lebih cocok diterapkan di kota-kota yang bersisian dengan sempadan laut seperti Balikpapan dan Bontang.
Dirinya pun meminta investor untuk melakukan peninjauan kembali. Pasalnya teritorial ibu kota Kaltim tak begitu cocok dengan proposal yang ditawarkan.
“Lagi pula kami juga lebih dulu sudah menerima investor dari Korea dan hampir menemukan kata sepakat dengan investasi melalui sistem teknologi yang mereka tawarkan,” tegasnya.
Mantan wakil ketua DPRD Kaltim ini pun mengaku cocok dengan tawaran yang diberikan, sehingga tindak lanjut sistem kerja sama bakal dituntaskan dalam waktu dekat di Jakarta.
Persisnya Sabtu pekan depan, 26 Juni 2021. Dirinya pun menaruh harapan, apabila investasi nanti sudah masuk Samarinda, pengerjaannya bisa selesai dalam 4-6 bulan ke depan.
“Intinya siapa pun yang ingin berinvestasi di Samarinda kami akan terima demi kebaikan kota dan warga di sini,” pungkasnya. (*)
Discussion about this post