Inflasi Kaltim Sepanjang Kuartal I 2024 Masih di Bawah Nasional

Suriadi Said
1 Jul 2024 08:09
2 menit membaca

SAMARINDA – Inflasi di Kalimantan Timur (Kaltim) tercatat mengalami penurunan signifikan, mencapai 3,03% (yoy) pada kuartal II/2024. Ini merupakan penurunan yang menggembirakan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang mencatat 3,46% (yoy), serta lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 3,05% (yoy).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltim, Budi Widihartanto, mengungkapkan bahwa faktor utama yang mendorong penurunan ini adalah masa panen sejumlah komoditas hortikultura di Kaltim dan daerah pemasok lainnya, yang meningkatkan ketersediaan pasokan.

Namun, peningkatan permintaan pada bulan Ramadan dan kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras pada Maret 2024 menahan penurunan inflasi lebih lanjut.

Menariknya, Kaltim menjadi satu-satunya provinsi di Kalimantan yang mencatat penurunan inflasi pada kuartal II/2024. Provinsi lainnya di regional Kalimantan, seperti Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Utara, justru mengalami peningkatan inflasi dengan angka masing-masing sebesar 2,58% (yoy), 2,51% (yoy), 2,72% (yoy), dan 2,62% (yoy).

“Moderasi tarif angkutan udara setelah lonjakan aktivitas MICE pada akhir tahun lalu berkontribusi signifikan dalam menjaga inflasi Kaltim lebih rendah dibandingkan provinsi lainnya di Kalimantan,” terang Budi.

Budi menjelaskan bahwa kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan kontribusi tertinggi terhadap inflasi dengan laju inflasi 7,31% (yoy) dan andil 2,09% (yoy). Sementara kelompok transportasi mencatat laju inflasi 2,03% (yoy) dengan andil 0,27% (yoy).

Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Berau, sementara yang terendah di Kota Samarinda. Pada kuartal II/2024, inflasi Samarinda dan Balikpapan masing-masing tercatat sebesar 2,84% (yoy) dan 2,95% (yoy), turun dari 3,37% (yoy) dan 3,60% (yoy) pada kuartal sebelumnya. Sedangkan inflasi di Berau dan Penajam Paser Utara masing-masing sebesar 4,05% (yoy) dan 3,18% (yoy).

“Kelompok makanan, minuman, dan tembakau masih menjadi penyumbang utama inflasi di seluruh kabupaten/kota di Kaltim, diikuti oleh kelompok transportasi, terutama di Samarinda dan Balikpapan,” ungkap Budi. (*)

2 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *