PRANALA.CO – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kelompok makanan yang terdiri atas makanan, minuman, dan tembakau menjadi pemicu utama terjadi inflasi di Kalimantan Timur (Kaltim). Inflasi terjadi yakni sebesar 0,20 persen pada Maret 2021.
Menurut Kepala BPS Provinsi Kaltim Anggoro Dwitjahyono, inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga beberapa indeks kelompok pengeluaran. Terutama kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang naik 1,10 persen.
Peningkatan harga itu kemudian diikuti kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,32 persen, kemudian kelompok kesehatan naik 0,15 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik 0,09 persen.
Berikutnya kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran naik 0,04 persen, dan kelompok perumahan, air, listrik, bahan bakar rumah tangga yang naik 0,01 persen.
Sementara itu, lanjut Anggoro, kelompok yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok pakaian dan alas kaki yang berdeflasi 0,59 persen, diikuti kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya berdeflasi 0,58 persen.
Kelompok transportasi deflasi 0,39 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan berdeflasi 0,03 persen. Sedangkan kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan indeks.
“Perubahan harga tersebut menyebabkan pada Maret 2021 Kaltim mengalami inflasi sebesar 0,20 persen, atau terjadi perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,23 pada Februari menjadi 104,44 pada Maret,” tuturnya dilansir dari Antara, Jumat (2/4/2021).
IHK merupakan salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga baik inflasi maupun deflasi di tingkat konsumen.
“Perubahan IHK dari waktu ke waktu selalu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga,” pungkas Anggoro. **
Discussion about this post