MUSIBAH kebakaran yang menghanguskan sekira 40 tempat tinggal warga kawasan Rawa Indah RT 15 dan RT 33 Tanjung Laut Indah, Kota Bontang, Kalimantan Timur meninggalkan duka mendalam. Tak terkecuali anak-anak.
Aktivitas keseharian yang tadinya aman dan nyaman berubah karena mereka harus pindah atau mengungsi ke tempat lain sementara waktu. Kondisi yang berubah ini dapat menimbulkan tekanan, kecemasan bahkan trauma. Bila berkelanjutan dan tidak ditangani dapat berujung pada gangguan psikologis seperti depresi.
Dasar itulah, Himpunan Mahasiswa Islam melalui (HmI) Korp HMI Wati (KOHATI) Komisariat Bontang Cabang Sangatta, menggagas trauma healing bagi anak-anak korban kebakaran Rawa Indah, Selasa (18/8).
Aneka kegiatan dilaksanakan. Mulai dengan memberikan motivasi dibungkus dengan cara yang asyik. Diantaranya, mengadakan lomba menggambar, mewarnai, menghafal Teks Proklamasi hingga doa sehari-hari.
Ketua Kohati, Darna bilang tujuan trauma healing ini untuk memberikan edukasi dan semangat kepada anak-anak korban kebakaran. Sehingga mereka tidak merasa takut akan kejadian kebakaran, ditambah menghibur mereka dengan kegiatan tujuh belasan.
Walaupun sempat turun hujan, namun tidak menyurutkan minat dan semangat adik-adik dalam mengikuti lomba. “Jumlah 16 anak yang rumahnya kebakar, cuma ada juga anak-anak lain ikutan juga jadi 26 anak. Karena hujan jadi kita laksanakannya di dalam tenda posko pengungsian,” urai Darna.
Dia Ketua Kohati Bontang itu berharap semoga adik-adik yang terkena musibah kebakaran tidak lagi merasa takut, sedih apa lagi trauma karena musibah ini.
Pemulihan trauma bukanlah hal instan. Saat kegiatan psikososial telah dilakukan, bukan berarti semuanya telah berakhir. Masih diperlukan kegiatan serupa sambil dilakukan monitoring dan evaluasi agar program pemulihan trauma dapat mencapai hasil yang signifikan, yaitu terwujudnya kesejahteraan psikologis pada korban bencana.
“Makanya kami dari Kohati adain acara ini biar bisa menghibur, ajak bermain dan lainnya,” ujarnya. (*)
Discussion about this post