BALIKPAPAN, pranala.co – Hewan kurban di Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) dinyatakan bebas dari penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK).
Jelang Iduladha 2022, Kota Balikpapan terus mendatangkan hewan kurban dari luar daerah untuk memenuhi kebutuhan. Pasalnya, kota ini belum bisa memenuhi kebutuhan daging sendiri. Apalagi pada momen Iduladha seperti saat ini.
Hewan-hewan ternak ini biasanya didatangkan dari kabupaten/kota terdekat, yakni Pulau Jawa atau pun Sulawesi. Namun saat ini kekhawatiran terkait PMK menjadi perhatian tersendiri bagi Pemerintah Kota Balikpapan.
Itulah mengapa, sebelum hewan ternak ini didistribusikan pada masyarakat, harus terlebih dahulu dipastikan bebas PMK.
“Saat ini ada lebih dari 3 ribuan hewan kurban yang telah kami periksa,” tutur Kepala Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan, Heria Prisni.
Heria membeberkan, dari lebih 3 ribu sapi ini, 1.615 ekor sapi dari peternak lokal Balikpapan yang telah ini diperiksa bulan lalu. Kemudian yang datang dari luar daerah 1.996 ekor.
“Sapi yang berjumlah 3 ribu lebih ini tidak menunjukkan gejala klinis PMK. Jadi kita aman, walaupun kita tetap waspada. Karena ada 19 daerah yang sudah menemukan infeksi PMK pada hewan ternak,” terangnya.
Namun hingga kini Kaltim secara keseluruhan masih aman dan tidak ada temuan. “Di Berau kan ada lima ekor dicurigai gejala klinis. Tapi teryata tidak terjangkit,” katanya.
Rencananya, rekomendasi hewan kurban yang akan masuk Balikpapan sebenarnya hanya 903 ekor. Namun yang masuk malah seribu lebih. “Sapi semua. Kalau kambing, izin masuk mencapai 8.500 ekor. Tapi yang sudah masuk baru 911 ekor,” sebutnya.
Sementara, selain jumlah yang sudah masuk, ada pula hewan ternak yang masih karantina di daerah asal. “Itu sekitar 8.500 ekor. Ini menunggu pengiriman. Karena juga antre,” jelasnya.
Karantina di daerah asal ini mencapai 14 hari. Sementara, apabila hewan ternak sampai di Balikpapan, kembali dikarantina satu hingga tiga hari.
“Kalau tidak menunjukkan gejala klinis PMK, di antaranya suhu tubuh tinggi, 41 derajat celcius ke atas. Di mulut dan kuku ada luka atau melepuh. Kalau dinyatakan bebas dari gejala, baru bisa didistribusikan,” urainya.
Harga Alami Kenaikan
Pihaknya berharap, hewan yang tidak menunjukkan gejala dalam keadaan aman dan bebas penyakit. Hewan kurban di 2022 ini. Kebutuhan hewan kurban di Balikpapan mencapai 3.200 ekor sapi dan 1.000 ekor kambing.
“Jadi persediaan kita aman. Namun memang harga memang mengalami kenaikan. Ini karena mereka harus mengeluarkan uang lebih karena hewan ternak mereka mesti dikarantina,” terangnya.
Mereka juga harus mengeluarkan ongkos untuk makan hewan tersebut selama karantina. “Kemudian sapi di karantina juga bisa mengalami stres hingga turun berat badannya,” tandasnya. (dias)
Discussion about this post