EKSPOR berbagai komoditas dari Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) ke sejumlah negara tujuan pada Februari 2020 mengalami penurunan sebesar 0,85 persen, yakni dari USD1,24 miliar pada Januari menjadi USD1,23 miliar di Februari.
“Penurunan ekspor pada Februari 2020 yang minus 0,85 persen itu disebabkan oleh turunnya nilai ekspor barang nonmigas,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Anggoro Dwitjahyono di Samarinda, dikutip dari Antara, Kamis, 2 April 2020.
Ia menjelaskan bahwa ekspor barang migas pada Februari mencapai USD174,86 juta atau naik 19,08 persen. Sementara ekspor barang nonmigas mencapai USD1,06 miliar atau turun 3,52 persen ketimbang Januari.
Apabila dibandingkan dengan Januari 2020, katanya, maka pada Februari 2020 terjadi penurunan nilai ekspor di sebagian golongan barang dari Kaltim.
Persentase penurunan nilai ekspor terbesar terjadi pada komoditas ikan dan krustasea, moluska serta invertebrata lainnya yang sebesar 31,03 persen, sedangkan kenaikan nilai ekspor terbesar terjadi pada golongan barang residu dan sisa dari industri sebesar 316,03 persen.
“Penurunan nilai ekspor ini sangat dipengaruhi oleh penurunan nilai ekspor bahan bakar mineral nonmigas yang mengalami penurunan 7,50 persen,” katanya.
Menurutnya, negara tujuan utama ekspor migas oleh Kaltim pada Februari 2020 adalah Jepang, Tiongkok, dan Malaysia yang masing-masing mencapai USD81,51 juta, USD69,62 juta, dan USD23,73 juta.
Peranan ketiga negara tersebut dalam ekspor migas Kaltim mencapai 100 persen terhadap total ekspor. Persentase kenaikan terbesar ekspor migas di Februari 2020 terjadi ke Tiongkok sebesar 204,60 persen, yakni dari USD22,86 juta menjadi USD69,62 juta.
“Negara tujuan utama ekspor nonmigas oleh Kaltim pada Februari 2020 adalah Tiongkok, India, dan Jepang yang masing-masing mencapai USD304,36 juta, USD219,58 juta, dan USD97,76 juta,” katanya.
Peranan ketiga negara tersebut dalam ekspor nonmigas Kaltim mencapai 58,78 persen terhadap total ekspor pada Februari 2020. Penurunan nilai ekspor nonmigas ini dipengaruhi oleh turunnya sebagian nilai ekspor ke beberapa negara, seperti ke Jepang yang turun 17,83 persen, dari USD254,60 juta menjadi USD219,58 juta. **
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post