pranala.co – Pemkot Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim) kembali memfungsikan asrama Embarkasi Haji sebagai tempat isolasi terpadu (Isoter). Selama bulan Februari ini terjadi peningkatan jumlah warga terpapar virus COVID-19.
“Kasus warga terpapar COVID-19 di daerah kita ini makin hari makin meningkat. Sementara isoter kita hanya di Grand Tiga Mustika. Dan hari ini sudah penuh,” ujar Asisten I Pemkot Balikpapan Syaiful Bahri, Rabu (23/2).
Syaiful Bahri berujar, lokasi isoter Hotel Grand Tiga Mustika sudah dilaporkan penuh oleh warga terpapar virus. Pihak Pemkot Balikpapan pun bergerak cepat dengan kembali memfungsikan asrama Haji Batakan sebagai isoter.
“Pemkot Balikpapan lantas berkoordinasi dengan pihak Embarkasi Haji untuk menyiapkan segala sesuatunya. Dan kemarin kita dapat informasi bahwa Embarkasi ini boleh digunakan lagi, tapi sampai dengan awal April,” jelasnya.
Syaiful memaparkan, sudah ada sekitar 20 pasien pendaftar untuk mengisi kamar di Embarkasi Haji Balikpapan yang mulai menempati sejak sore kemarin.
“Jadi tak menutup kemungkinan pasien lain nantinya akan mulai berdatangan untuk menjalani isolasi di Embarkasi Haji,” ungkapnya.
Pemanfaatan Embarkasi Haji Balikpapan kembali difungsikan sebagai lokasi isoter bagi pasien COVID-19. Namun hanya 4 gedung asrama yang digunakan pasien sedangkan 1 gedung untuk petugas.
“Tidak semua bangunan asrama digunakan untuk isoter karena sebagian lagi masih dalam tahap renovasi, yang tersedia dan sudah kita siapkan itu ada 4 asrama yakni asrama 6, asrama 8, asrama 9, dan asrama 10,” ujar Koordinator Isoter Embarkasi Haji Balikpapan Agus Iriansyah.
Sementara dari 4 asrama itu memiliki daya tampung sebanyak 264 tempat tidur. Namun karena alasan protokol kesehatan dibatasi hingga 50 persen daya tampung.
Sementara dari 4 asrama itu memiliki daya tampung sebanyak 264 tempat tidur. Namun karena alasan protokol kesehatan dibatasi hingga 50 persen daya tampung.
Sedangkan untuk petugas, kata Agus Iriansyah, tersedia sekitar 40 tenaga yang dikerahkan dari berbagai instansi, mulai dari dokter, perawat, hingga relawan.
“Harapan kita dengan dibukanya ini, kita bisa menekan. Tidak perlu sampai angka kesakitan yang meningkat,” tutupnya. [dn]
Discussion about this post