SEKTOR tambang masih jadi andalan ekspor di Kalimantan Timur (Kaltim) secara keseluruhan. Adapun, komoditas hasil tambang tetap menjadi andalan ekspor Provinsi Kalimantan Timur dengan peranan sebesar 76,55 persen.
Di sisi lain, ekspor Kaltim jenis produk hasil industri dan hasil pertanian kompak mengalami penurunan. Nilai ekspor nonmigas Maret 2023 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 6,72 persen.
“Kenaikan nilai ekspor disebabkan oleh naiknya nilai ekspor hasil tambang sebesar 12,03 persen,” jelas Kepala BPS Kaltim Yusniar Juliana.
Hasil industri turun sebesar 16,42 persen, yaitu dari US$454,79 juta di Februari 2023 menjadi sebesar US$380,10 juta pada Maret 2023. Sedangkan, hasil pertanian turun sebesar 48,94 persen.
“Jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya, nilai ekspor Maret 2023 mengalami penurunan sebesar 6,43 persen,” terang Yusniar.
Menurut Yusniar, penurunan nilai ekspor disebabkan oleh turunnya nilai ekspor migas dan sebagian besar komoditas nonmigas.
Pada komoditas nonmigas, nilai ekspor hasil tambang turun sebesar 2,87 persen, dan nilai ekspor hasil industri turun sebesar 19,28 persen.
Dia menjelaskan, nilai ekspor produk hasil pertanian naik secara signifikan sebesar 6.942,40 persen, tapi peran yang sangat kecil terhadap total ekspor menyebabkan secara umum total ekspor tetap mengalami penurunan.
Selama kurun Januari-Maret 2023, ekspor nonmigas Provinsi Kalimantan Timur meningkat sebesar 29,30 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022.
Peningkatan disumbang oleh meningkatnya ekspor barang hasil tambang sebesar 37,72 persen, dan ekspor hasil pertanian sebesar 4.220,25 persen.
“Hasil industri berada pada posisi kedua dengan peranan sebesar 14,72 persen, dan nilai ekspor migas pada posisi ketiga dengan kontribusi 8,66 persen,” pungkasnya. (*)
Discussion about this post