SAMARINDA – Nilai ekspor Kaltim kurun Juli 2024 mengalami penurunan sebesar 7,80% dibandingkan bulan sebelumnya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, ekspor pada Juli tercatat sebesar US$2,02 miliar, turun dibandingkan ekspor Juni 2024. Meski demikian, neraca perdagangan Kaltim tetap surplus dengan nilai US$1,66 miliar.
Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana, menjelaskan bahwa sektor nonmigas masih menjadi penopang utama surplus perdagangan, dengan kontribusi sebesar US$1,71 miliar. Sebaliknya, sektor migas mencatat defisit sebesar US$54,71 juta.
Penurunan ekspor tercatat di kedua sektor, baik migas maupun nonmigas. Ekspor migas turun 5,22% menjadi US$181,70 juta, sementara ekspor nonmigas merosot 8,05% menjadi US$1,84 miliar.
Yusniar menyebutkan bahwa penurunan terbesar terjadi pada ekspor gas, yang turun tajam hingga 35,39% dari US$191,70 juta di Juni menjadi US$123,85 juta di Juli. Namun, ada kabar baik dari ekspor komoditas hasil minyak yang menunjukkan kenaikan signifikan.
“Pada Juli 2024, terjadi ekspor komoditas hasil minyak sebesar US$57,85 juta, padahal di Juni tidak ada aktivitas ekspor komoditas ini,” jelasnya dalam rilis resmi, Rabu (4/9/2024).
Secara kumulatif, ekspor Kaltim sepanjang Januari hingga Juli 2024 tercatat sebesar US$14,18 miliar, turun 14,92% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Bahan bakar mineral sebagai salah satu komoditas unggulan Kalimantan Timur mengalami penurunan nilai ekspor sebesar 17,87%, menjadi salah satu faktor utama penurunan total ekspor.
Meski demikian, di tengah tantangan penurunan ekspor, sektor industri menunjukkan perbaikan yang signifikan. Yusniar menuturkan, ekspor besi dan baja mencatatkan kenaikan drastis sebesar 121,95%, dan ekspor mesin serta peralatan mekanis melesat hingga 1.155%.
Peningkatan tajam pada sektor industri ini menjadi angin segar bagi perekonomian Kalimantan Timur. Yusniar berharap perbaikan ini terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Kaltim di tengah kondisi ekspor yang masih menghadapi tekanan dari pasar global.
Meskipun terjadi penurunan di beberapa sektor, Kalimantan Timur tetap mempertahankan surplus neraca perdagangan yang menunjukkan daya saing daerah ini di kancah internasional. (*)
Discussion about this post