FASE relaksasi tahap ketiga sudah diterapkan di Samarinda. Langkah ini diambil demi mendongkrak roda ekonomi di ibu kota Kalimantan Timur yang dalam empat bulan terakhir tumbang karena virus corona atau COVID-19. Pemerintah pun diminta berhitung, jangan sampai salah langkah.
“Kalau urusan dikotomi ekonomi dan kesehatan memang gamang perkaranya ribet,” ujar Chairil Anwar, pengamat ekonomi Universitas Mulawarman saat dikonfirmasi pada Rabu (1/7) sore.
Wajar jika Chairil berkata demikian. Satu sisi warga masih waswas dengan corona tetapi sektor ekonomi juga perlu bergerak. Itulah yang jadi alasan Pemkot Samarinda berlakukan fase relaksasi. Meski demikian, setelah 3 bulan terpukul karena corona bukan perkara mudah bangkit kembali. Alasannya sederhana, masyarakat sudah biasa hidup dengan pengetatan dan saat ini masih masa transisi lewati masa trauma karena wabah.
“Persoalannya ini seberapa besar trauma dari warga Samarinda,” terangnya.
Menurut Cody, begitu ia biasa disapa, urusan trauma nantinya akan menggiring masyarakat menuju pergerakan ekonomi itu sendiri. Ketika terjadi pelonggaran maka warga mau mengeluarkan duitnya atau tidak.
Fase pertama boleh terlihat positif karena berbulan-bulan warga diimbau tak banyak beraktivitas di luar ruangan. Di rumah saja. Kebijakan ini pula yang akhirnya bikin sektor ekonomi terpuruk. Dari hotel hingga pedagang kecil.
“Ini tugas berat. Karena hingga kini warga masih membatasi pengeluaran karena pemasukan mereka juga terbatas,” tegasnya.
Menengok tahun 1998 dan 2008, kata dia, Kaltim boleh senang karena dampaknya tak terlalu dirasa, perusahaan masih berjalan. Tahun ini sangat jauh bedanya karena yang terpuruk tak hanya perusahaan tapi juga pedagang kecil. Masalah ini tak hanya dirasakan Samarinda tapi seluruh dunia. Persoalannya serupa, semua perlu waktu untuk bangkit.
Perlu diingat, walaupun pusat perbelanjaan, tempat hiburan dan pariwisata kembali dibuka belum tentu ada yang mau habiskan duitnya di sektor tersebut. “Mudah-mudahan bisa bergerak kembali. Tapi saya pikir, persoalan ini benar-benar bisa normal pada akhir tahun,” pungkasnya. (*)
Discussion about this post