BANJIR rob, jembatan kayu yang mulai rusak di area panggung adat, hingga lahan pemakaman yang rusak, itulah saat ini yang terjadi di Kelurahan Bontang Kuala, Kota Bontang.
Hal itu diketahui dari inspeksi mendadak (sidak) Komisi Tiga DPRD Bontang ke kawasan tersebut Senin (5/6/2023) hari ini dan rombongan wakil rakyat itu pun meminta pemerintah kota serius menangani ketiga permasalahan yang ada.
Ketua Komisi Tiga DPRD Bontang Amir Tosina mengatakan tiga masalah yang jadi sorotan itu sudah terjadi selama bertahun-tahun dan tak ada solusi dari pemerintah. Untuk banjir rob misalnya, meski peninggian jalan masuk ranah provinsi, pemerintah kota harusnya punya solusi alternatif untuk masyarakat.
Diantaranya yang bisa dilakukan yaitu menggaet perusahaan untuk membantu rumah-rumah warga yang hingga kini terkena dampak banjir rob setiap bulannya.
“Ada warga yang belum mampu menaikkan rumahnya sehingga saat banjir rob datang pasti kena. Yang seperti itu yang harus dicarikan solusi,” kata Amir Tosina.
Untuk permasalahan jembatan kayu di area panggung adat Bontang Kuala juga kurang mendapat perhatian pemerintah padahal masalah ini harusnya cepat diselesaikan. Belum lagi kebakaran di lokasi tersebut tahun 2019 lalu yang membuat jembatan kayu semakin memprihatinkan.
Dari laporan warga tak sedikit motor yang menjadi korban jembatan rusak, mulai dari ban motor yang terperosok, hingga kayu-kayu yang mulai terlepas dan membahayakan pengunjung kawasan itu.
“Ini kan tempat wisata yang juga andalan Bontang, masa tempat wisata begitu kondisinya. Sudah tiga tahun harusnya ada perhatian lebih,” tegas Amir.
Permasalahan terakhir yaitu pengikisan lahan pemakaman di Bontang Kuala dimana kondisinya di kiri kanan yang dekat dengan sungai semakin hari terus tergerus, membuat turap rusak perlahan dan tanahnya bergeser ke dalam sungai.
Kondisi itu membuat makam milik warga terkena dampaknya, mulai dari bangunan makam yang patah, bahkan terpendam hampir seluruhnya. “Jenazah yang didalam juga kasihan. Jadi jangan orang hidup aja yang diperhatikan, orang sudah meninggal juga harus diperhatikan,” papar Amir.
Perencanaan Ahli Muda Bapeltitbang Bontang Dian Nur Afianto menanggapi hal itu menjelaskan perbaikan infrastruktur di destinasi wisata Bontang Kuala sudah dilakukan pembahasan.
Dalam Rencana Kerja Pembangunan Derah (RKPD) 2024 mendatang pihaknya sudah menyiapkan anggaran Rp4,5 Miliar untuk mengatasi masalah yang ada. Hanya saja jumlah itu juga akan diakomodasikan untuk kegiatan lainnya.
“Hal ini memang sudah masuk dalam usulan di Musrenbang,” kata Dian. (ADS/DPRD BONTANG)
Discussion about this post