pranala.co – Komisi II DPRD Bontang Nursalam meminta pemerintah meninjau kembali rencana tambahan penyertaan modal Rp 75 miliar ke Bank Kaltimtara. Hal itu setelah melihat dividen yang dihasilkan dari investasi penyertaan modal sangat kecil.
Dividen sendiri, ialah pembagian laba perusahaan kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya jumlah saham yang dimiliki. Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan kas yang tersedia bagi perusahaan, tetapi distribusi keuntungan kepada para pemilik memang adalah tujuan utama suatu bisnis
Investasi anggaran yang sudah diberikan pemerintah, dinilai sudah cukup besar. Bahkan mencapai Rp 63 miliar. Namun dividen yang dihasilkan hanya mencapai Rp 2,7 miliar. Jumlah itu, juga disebut Nursalam terus mengecil dari tahun ke tahun. Sementara di tahun 2010 dengan investasi Rp 49 miliar, dividennya mencapai 9 miliar.
“Ini perlu ditanyakan likuiditas perusahaan,” ujar politisi Golkar itu dalam Rapat di Gedung DPRD Bontang, Senin (18/10).
Ia pun membandingkan besaran laba yang bisa diperoleh dari bank konvensional lain. Contohnya Bank Sulselbar di Makassar. Nursalam mengatakan, dengan anggaran Rp63 miliar mereka bisa memberi deviden hingga Rp 8 milar.
“Kalau dapatnya hanya Rp2,7 miliar mending kita investasi ke Makasar,” bebernya.
Kata Nursalam tujuan investasi dilakukan untuk menciptakan iklim daerah atau stimulan dalam menciptakan kemandirian fiskal. Termasuk memberi kemudahan bagi masyarakat dalam melakukan pinjaman.
Untuk itu, ia menilai pihaknya bisa mendukung investasi yang memberi manfaat. Menurut Salam, dengan dividen yang hanya mencapai Rp 2,7 miliar, Bank Kaltimtara dinilai hanya sekedar menggugurkan kewajibannya dalam menyetor dividen.
“Kalau tidak ada manfaatnya untuk apa kita investasi mending kita mengejar investasi lain. Karena tujuan investasi itu kita cari untung,” jelasnya. [ADS|dar]
Discussion about this post