Samarinda, PRANALA.CO – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) punya target besar tahun ini: menyiapkan 1.500 pencari kerja untuk mendapatkan sertifikat kompetensi.
Langkah ini bukan sekadar rutinitas tahunan. Kepala Disnakertrans Kaltim, Rozani Erawadi, menegaskan bahwa program ini adalah upaya nyata untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) lokal, sekaligus memperkuat daya saing tenaga kerja di tengah derasnya arus industri.
“Kami menyasar 1.000 peserta di BLKI Balikpapan dan 500 di BLKI Bontang,” ujar Rozani, mengutip pernyataannya di Antara, Sabtu (26/4/2025).
Tidak hanya mengandalkan pelatihan di balai kerja, Disnakertrans Kaltim juga menggelar program pemagangan, dengan target tambahan sekitar 400 peserta. Program ini dirancang untuk memberi pengalaman kerja langsung, agar para pencari kerja lebih siap ketika masuk ke dunia industri yang sesungguhnya.
Ada yang berbeda dalam mekanisme penyaringan peserta tahun ini. Rozani menjelaskan, pihaknya menggunakan data kependudukan dan catatan sipil daerah untuk memilih siapa yang berhak ikut. Prioritas diberikan kepada pencari kerja yang belum pernah mendapatkan pelatihan kompetensi, atau yang sebelumnya gagal menyelesaikan pelatihan.
“Kami ingin memberi kesempatan baru bagi mereka yang benar-benar membutuhkan. Yang belum pernah dilatih, atau yang dulu belum berhasil, sekarang punya kesempatan lagi,” jelasnya.
Sertifikat yang diberikan pun bukan sembarangan. Para peserta akan menerima sertifikat resmi dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), dan juga dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Sertifikat ini menjadi bukti kompetensi yang diakui secara nasional, bahkan menjadi syarat mutlak di banyak bidang pekerjaan.
Rozani menyebut, sektor-sektor prioritas tetap mengacu pada kebutuhan industri di Kaltim: pertambangan, perdagangan besar dan eceran, reparasi sepeda motor, serta konstruksi. Sektor jasa, seperti tata graha, juga tetap mendapat perhatian meskipun minat peserta terhadap bidang ini cenderung lebih rendah.
“Kami tetap mempertahankan sektor jasa di bidang industri pengolahan, karena peluang di sektor ini masih sangat besar,” katanya.
Rozani berharap, dengan pelatihan dan sertifikasi yang tepat sasaran ini, angka pengangguran di Kaltim bisa ditekan. Lebih jauh lagi, ia membayangkan tenaga kerja lokal Kaltim benar-benar bisa menjadi pemain utama di daerahnya sendiri.
“Kalau SDM kita berkualitas, peluang kerja terbuka lebar. Kesejahteraan masyarakat otomatis meningkat,” tutupnya optimistis. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post