PETAKA saat kerja terjadi pada Senin (10/8). Kejadiannya di Jalan Irigasi, Rukun Tetangga 14, Kelurahan Rawa Makmur, Palaran atau 24 kilometer dari pusat kota. Adalah buruh bangunan bernama Mustofa (48) yang jadi korban. Dia tertindih tembok rumah yang dibangunnya.
“Ada bunyi krek kemudian saya menoleh ke belakang ada yang mau jatuh dari atas. Saya merapat ke dinding lainnya mengamankan diri,” ujar Muhtarom (45) saksi mata kepada jurnalis di Samarinda, Senin.
Informasi dihimpun, saat itu korban tak sendiri bekerja. Ada dua rekannya menemani. Yakni, Sudaryanto (42) dan Mukhsiton (32). Sementara Muhtarom hanya datang melihat rumah tersebut. Kecelakaan ini begitu cepat dan ketika Muhtarom menoleh ke belakang korban sudah tertindih tembok.
Sementara rekannya yang lain Sudaryanto sempat melompat. Kata dia, saat itu sedang mencabut paku bekas bekisting (framework/cetakan sementara) dan hendak digunakan kembali. Dan ketika mencabut paku-paku tersebut dinding roboh.
“Posisi korban ada di bawah,” terangnya.
Musibah tak bisa dihindari. Korban terlihat tertindih beton rumah dan tewas seketika di tempat. Rumah yang didirikan tersebut berdiri di atas tanah seluas 10 x 20 meter dengan ukuran bangunan 9 x 18 meter. Kisah senada diungkapkan oleh Sudaryanto, sesaat sebelum dinding roboh menimpa korban bunyi “krek” sempat terdengar dari bangunan yang dikerjakan.
“Kami sudah bangun rumah itu sejak 5 bulan lalu. Sebelum kejadian ada bunyi krek tiga kali. Saya waktu itu memang mau turun ambil rokok, tapi keburu runtuh, spontan saya loncat ke samping,” lanjutnya.
Sementara itu, Kapolsek Palaran, AKP Angga Indarta menerangkan telah menghimpun keterangan dua saksi, bisa bertambah untuk memperjelas keterangan TKP. Dari kejadian tersebut ada juga korban yang selamat (Mukhsiton). Saat ini posisinya berada di rumah sakit karena alami cedera ringan akibat reruntuhan bangunan.
“Untuk sementara kasus dalam penyelidikan,” pungkasnya. (*)
Discussion about this post