BALIKPAPAN – Keluarga Rizki Rahmadani (30) terpukul. Menangis histeris kala jasad korban tiba dengan mobil jenazah RS Kanujoso Djatiwibowo di rumah duka, Rabu (14/4/2021). Keluarga juga meminta pelaku agar dihukum mati. Kini, jenazah korban dimakamkan di TPU Kariangau.
Ya, Rizki menjadi korban pembunuhan yang dilakukan kekasihnya sendiri, seorang oknum TNI Praka MAM. Oknum TNI ini berasal dari kesatuan Yonif 600/R Modang, Kodam VI/Mulawarman. Kepergian Rizki yang seorang guru SD ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya. Praka MAM tega menghabisi nyawa kekasihnya ini dengan alasan didesak segera menikahi korban.
Sementara menurut pengakuan pelaku, dia belum mau menikah lantaran ingin sekolah lagi. Kesal didesak, pelaku pun gelap mata. Tega menghabisi nyawa korban dan bungkam sebulan lebih. Kuswanto (60), ayah Rizki pun bercerita. Dia telah menangkap gelagat aneh dari Kiki, panggilan akrab korban.
“Saya tanya, ada apa. Tapi dia tidak pernah menjawab,” ujar Kuswanto, Kamis (15/4/2021).
Sepekan sebelum Kiki menghilang. Korban terlihat murung dan sedih. “Dia bilang kalau pihak keluarga si pria di Jawa menolaknya dengan alasan tidak ingin memiliki menantu dari Kalimantan,” kata ayah korban.
Kiki dan Praka MAM sudah dua tahun menjalin asmara. Mereka berkenalan di media sosial. Mereka memang berencana menikah dan telah mempersiapkannya. Namun MAM menunjukkan tanda-tanda ingin mengakhiri hubungannya beralasan sudah dijodohkan seorang perempuan di Jawa.
Pada 1 Maret, hari dimana Kiki dinyatakan hilang. Ia sempat pamit kepada orang tuanya untuk mengubah data BPJS dan akan mengambil baju persit di penjahit Pasar Manggar, Balikpapan, Kalimantan Timur
Kuswanto pun menghubungi Praka MAM untuk meminta tolong mencari putrinya namun tak diangkat dan pesan pun tak dibalas. “Besoknya baru dia menghubungi balik dan bertanya ada apa, saya minta dia bertemu saya di rumah dan kami bertemu pukul 17.00 Wita,” paparnya mengutip IDN Times.
Kuswanto sempat menanyakan, apakah Praka MAM bertemu dengan Kiki. Pelaku mengakui sempat bertemu saat mengambil baju persit korban pada siang hari dan itu menjadi pertemuan terakhir mereka. **
Discussion about this post