ARAHAN Presiden Joko Widodo untuk menjalani tatanan hidup baru (new normal) bersama penyakit yang disebabkan Covid-19 masih memerlukan pembelajaran. Karena itu, di tengah pandemi yang belum selesai saat ini, masyarakat harus mempersiapkan diri memasuki kehidupan baru atau New Normal.
Menurut Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kaltim, Andi Muhammad Ishak, masyarakat harus tetap melakukan upaya-upaya disiplin dan konsisten menerapkan protokol kesehatan sebagai antispasi penularan virus corona (Covid-19).
“Apapun namanya, mau tidak mau pasti ada perubahan. Apakah di bulan depan atau minggu depan. Kita harus siap memasuki kehidupan normal yang baru. Kita harus mampu beradaptasi dengan kondisi. Sebab, Covid-19 ada di sekitar kita,” ujar Andi Muhammad Ishak saat conference pers perkembangan Covid-19, Rabu 27 Mei 2020.
Menurut Andi Muhammad Ishak, upaya-upaya untuk hidup bersih dan sehat selama pandemi virus corona. Senantiasa melaksanakan social distancing ataupun physical distancing (jaga jarak). Selalu menggunakan masker ketika beraktivitas di luar rumah, senantiasa mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.
“Tidak kalah pentingnya, bagaimana kita meningkatkan daya tahan tubuh kita dengan mengkonsumsi makanan bergizi, bervitamin dan menjaga tubuh selalu sehat dengan berolahraga. Pastikan juga cukup beristirahat. Ini semua untuk ketahanan tubuh dalam mengantisipasi penularan Covid-19 dimasa new normal,” urai Andi Muhammad Ishak.
Hal tersebut menunjukkan jika penularan Covid-19 dapat dikendalikan. Catatannya, pengendalian harus dilakukan secara bersama, disiplin dan penuh kesungguhan menerapkan protokol kesehatan ketika muncul kebijakan dilakukan pelonggaran atas pengetatan aktivias masyarakat di luar rumah.
Pada prinsipnya, di Kaltim sudah menerapkan pembatasan sosial. Yaitu bagaimana membatasi orang bekerja di kantor jadi di rumah. Anak sekolah belajar di rumah. Tempat usaha juga dilakukan pesan antar. Sebenarnya Kaltim menjalankan PSBB.
Adanya sejumlah wilayah yang berencana melakukan agenda new normal, menurut Andi Muhammad Ishak, tetap harus memerhatikan kondisi kesehatan masyarakat khususnya di tengah wabah Covid-19. Menurut Andi Muhammad Ishak, ada tiga kriteria yang harus terpenuhi jika akan melonggarkan pembatasan demi menuju new normal tersebut yang perlu dianalisis dari beberapa aspek.
Pertama perkembangan epidemolog terkait penurunan bermakna dalam 3 minggu pasca puncak pandemi terakhir.
Kedua terkait kesiapan sistem dan fasilitas kesehatan serta kapasitas karantina dan layanan lainnya. Selain itu, berkaitan terkait antisipasi penyakit non-Covid-19 untuk mengantisipasi terjadinya ledakan pasien. Hal ini untuk memastikan pelayanan tetap berjalan sesuai standard baik terhadap pasien Covid-19 maupun non-Covid-19.
Ketiga berkaitan dengan kemampuan tim surveilance dalam mentracing penyakit dan melakukan screnning serta treatment terhadap perkembangan kasus Covid-19.
“Ini bukan sesuatu yang mudah untuk dipenuhi. kalau terpenuhi bisa saja rekomendasi itu dipenuhi tim Gugus Tugas. Tapi jika tidak yang belum bisa diterapkan. Kita lihat juga tracing dan hasil screnning pascalebaran ini. karena banyak aktivitas berkumpul. paling tidak dilihat seminggu ke depan. Kami belum dapatkan hasil itu,” ujar Andi Muhammad Ishak. (*)
Discussion about this post