PRANALA.CO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bontang, Kalimantan Timur mencatat ada 9 kelurahan masuk langganan banjir. Kesembilan kelurahan itu terbagi di 3 kecamatan. Seluruhnya wilayah dataran rendah.
Antara lain; Kelurahan Kanaan, Gunung Talihan, Belimbing, Api-Api, Gunung Elai, Guntung, Satimpo, serta Kelurahan Tanjung Laut, dan Tanjung Laut Indah. “Setiap kali hujan deras, potensi pasti banjir terjadi di wilayah ini. Biasanya durasi banjir cuman sebentar. cuman 1 jam saja,” kata Kepala BPBD Kota Bontang, Ahmad Yani.
Yani berujar banjir kerap terjadi di Bontang lantaran ada masalah aliran sungai terhamat akibat makin sempit. Seterusnya, beberapa dreinase yang di bangun Pemkot Bontang, tidak begitu maksimal.
“Ada dua sungai di Bontang yang langsung mengalir ke laut. Tapi sungainya itu makin sempit, karena banyak bangunan rumah yang buat makin sempit sungai,” tuturnya.
Tak hanya itu, kontruksi jembatan juga menghambat aliran sungai. Ditambah lagi, dataran dasar sungai lebih rendah dari hilir, sehingga air tak bisa mengalir langsung ke laut.
“Tiang rumah bataran juga kendala serta normalisasi tak dilakukan dengan rutin,” tuturnya.
Ahmad Yani menyebut jika salah satu upaya pencegahan ialah dengan membangun polder pengendali terjadinya lonjakan volume air tersebut. Sebab, hal ini dinilai paling efektif untuk menanggulangi ataupun meminimalisasi terjadinya banjir kiriman atau akibat termasuk wilayah tadah hujan.
Yani bilang, BPBD pun telah berupaya mengomunikasikan hal itu kepada pihak-pihak terkait. Harapannya, proses pembangunan dapat segera dilakukan agar dapat mengatasi bencana yang bisa melumpuhkan aktifitas warga itu.
“Ada 4 polder yang sebaiknya disegerakan pembangunannya. Lokasinya di Kelurahan Telihan, Tanjung Laut Indah, Api-Api, dan area Guntung atau Lok Tuan. Jadi jangan sampai parit-parit dibangun, jalan ditinggikan tapi tetap saja tenggelam kena banjir,” ucapnya.
[id|win|ADS]
Discussion about this post