Bontang, PRANALA.CO – Kota Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim) kembali bicara tentang sesuatu yang seringkali dilupakan di tingkat bawah: data. Bukan sekadar angka-angka kering, tapi data yang akan menentukan arah pembangunan.
Sekretaris Daerah Kota Bontang, Aji Erlinawati membuka Sosialisasi dan Pencanangan Kelurahan Bontang Baru sebagai “Desa Cantik (Cinta Statistik)” tahun 2025 di ruang pertemuan Kantor Camat Bontang Utara, Senin (5/5/2025).
Sebuah program yang diimpikan bisa membuat kelurahan tidak lagi hanya jadi penerima data, tapi penghasil data yang valid, presisi, dan bisa dipertanggungjawabkan.
“Ini soal bagaimana data tak lagi asal comot, tak lagi asal catat,” kata Aji Erlinawati di hadapan peserta.
Di ruangan, duduk para camat, lurah, perwakilan Diskominfo, Baperida, dan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bontang. Mereka tak hanya datang untuk mendengar, tapi juga ikut menandatangani komitmen. Sebuah janji di atas kertas agar Bontang Baru tak sekadar cantik dalam nama.
Sekda Aji tahu betul problemnya. Di tingkat kelurahan, data seringkali simpang siur. SDM terbatas. Aplikasi banyak, tapi tidak ada yang konsisten dikelola. Akibatnya, ketika pemerintah kota butuh angka untuk buat kebijakan, semuanya serba lambat dan ragu-ragu. Ia ingin itu berubah.
“Kelurahan harus jadi subjek, bukan objek data. Kita harus naik kelas,” ujarnya.
Program Desa Cantik sebenarnya bukan barang baru. Sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Tiga kelurahan di Bontang — Guntung, Gunung Telihan, dan Gunung Elai — sudah lebih dulu merasakan pembinaannya. Tahun ini, giliran Bontang Baru.
Kepala BPS Bontang, Nur Wahid, yang siang itu hadir, menjelaskan bahwa program ini bukan sekadar pelatihan statistik. Ini pembinaan komprehensif. Mulai dari pengumpulan data, pengolahan, analisis, sampai bagaimana data itu disebarluaskan.
Semua berujung pada satu target: data desa/kelurahan yang rapi, bisa dibandingkan, dan selaras dengan Satu Data Indonesia.
“Kelurahan Bontang Baru ini mendapat kesempatan emas. Kalau sukses, bisa jadi contoh,” ucap Wahid.
BPS memang punya tugas berat. Sebagai Pembina Data Statistik, mereka tak boleh hanya sibuk di kantor. Mereka harus turun. Dari pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga ke kelurahan. Dan program Desa Cantik ini adalah buktinya. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Tidak ada komentar