pranala.co – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan melaksanakan pengamatan hilal penentuan awal bulan syawal atau Idulfitri 1443 H (2022 M) pada Minggu, 1 Mei 2022 mendatang. BMKG mengungkap potensi hilal akan terlihat pada 1 Mei.
“Dalam rangka penentuan awal bulan Syawal 1443 H (2022 M), BMKG akan melaksanakan Rukyat Hilal pada hari Ahad, 1 Mei 2021,” kata Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono, dalam keterangan tertulisnya, dikutip Sabtu (23/4/2022).
Pelaksanaan rukyat hilal atau pemantauan hilal itu dilakukan oleh 33 tim di 31 lokasi yang tersebar di Indonesia, yaitu di: Aceh Besar, Medan, Tapanuli Tengah, Padang, Bengkulu, Tanjung Pinang, Batam, Serang (2 lokasi), Pandeglang, Subang, Kebumen, Tegal, Yogyakarta, Malang, Badung, Mataram, Kupang, Waingapu, Alor, Balikpapan, Makassar (2 tim), Donggala, Manado, Kolaka, Gorontalo, Ternate, Ambon, Sorong, dan Jayapura (2 tim).
Rahmat mengatakan konjungsi (ijtimak) awal bulan Syawal 1443 H di Indonesia terjadi sebelum matahari terbenam pada Minggu, 1 Mei 2022 M, pukul 03.27 WIB atau 04.27 WITA atau 05.27 WIT. Sementara itu waktu terbenam matahari, paling awal terjadi di Merauke (Papua) pukul 17.29 WIT dan paling akhir pukul 18.45 WIB di Sabang, (Aceh).
“Tinggi Hilal saat matahari terbenam berkisar antara terendah sebesar 3,79⁰ di Merauke (Papua) sampai dengan tertinggi sebesar 5,57⁰ di Sabang (Aceh),” ujarnya.
Sedangkan elongasi saat matahari terbenam terkecil terjadi sebesar 4,88⁰ di Oksibil (Papua) sampai dengan terbesar 6,35⁰ di Sabang (Aceh). Adapun umur bulan saat matahari terbenam berkisar dari yang termuda sebesar 12,03 jam di Merauke (Papua) sampai dengan yang tertua sebesar 15,30 jam di Sabang (Aceh).
Sementara lag atau selisih terbenamnya matahari dan terbenamnya bulan berkisar antara 19,19 menit di Merauke (Papua) sampai dengan 27,07 menit di Sabang (Aceh). Selanjutnya, kecerlangan bulan (FIB) saat matahari terbenam berkisar antara 0,18 % di Oksibil (Papua) sampai dengan 0,31 % di Sabang (Aceh).
“Berdasarkan data-data tersebut di atas, pengamatan rukyat hilal pada 1 Mei 2022 hilal berpotensi terlihat (teramati), namun tergantung kondisi cuaca saat pengamatan di setiap lokasi pengamatan,” ujar Rahmat.
Meski begitu, Rahmat meminta masyarakat menunggu hasil sidang isbat yang akan digelar pada 1 Mei 2022.
“Untuk mengawali bulan Syawal 1443 H (2022 M) umat Islam Indonesia sebaiknya menunggu pengumuman Menteri Agama Republik Indonesia melalui Sidang Isbat yang akan dilaksanakan pada 1 Mei 2022 setelah proses pengamatan hilal,” katanya.
Sebelumnya, Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat (penetapan) 1 Syawal 1443 H atau Idulfitri pada 1 Mei 2022. Kemenag juga akan menggelar rukyatul hilal pada 99 titik di seluruh Indonesia.
Sidang isbat penentuan Idulfitri akan digelar di Auditorium HM Rasjidi Kementeran Agama. Sebelum sidang isbat, akan ada seminar pemaparan posisi hilal yang disampaikan Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag. (red/id)
Discussion about this post