SEBANYAK 29.800 pelajar mulai tingkat SD dan SMP se-Kota Bontang, Kalimantan Timur sudah mulai mendapatkan paket data sebesar 8 giga dari pemerintah kota setempat. Namun, sayangnya masih banyak meninggalkan masalah.
Paket data 8 Giga itu hanya bisa dipakai untuk aplikasi CloudX. Tidak bisa dipakai untuk akses internet lainnya. Mulai Whatsapp, media sosial hingga gim daring.
Amir misalnya. Salah satu orangtua siswa di SD negeri mengaku sudah menerima paket data 8 Giga di nomor gawai provider telkomselnya. Tapi, paket itu tak bisa digunakan sebagian orangtua siswa.
“Banyak yang enggak bisa pakai datanya. Kebanyakan enggak paham. Orangtua kira paket datanya semua bisa akses google atau zoom. Jadi pada ngeluh,” kata Amir, Rabu (2/9).
Amir pun mahfum. Sejatinya, tidak semua orangtua siswa paham jika paket data itu hanya bisa dipergunakan untuk CloudX saja. Tidak untuk aplikasi lain. “Jadi harus download aplikasi CloudX dulu baru bisa digunakan datanya,” kata Amir.
Masitah juga sama. Perempuan yang seharinya bekerja sebagai rumah tangga ini mengaku hanya bisa mengoperasikan aplikasi whatsapp dan facebook saja. Wajar, ketika menerima paket data dari Pemkot Bontang, dirinya menganggap paket data tak bisa digunakan untuk aplikasi yang biasa digunakan.
“Enggak bisa Mas. Mana bisa dipakai buat WA atau Zoom. Jadi terpaksa saya enggak pakai paket data 8 Giga dari pemkot,” jelas perempuan berdomisili di Guntung ini.
Sejatinya, kata Masitah, dinas terkait wajib memberikan informasi dan penjelasan soal paket data itu. Dia melihat sampai detik ini, guru pembimbing anaknya tak pernah menjelaskan detail soal peruntukan paket data yang hanya bisa dipakai di aplikasi CloudX saja.
“Di grup WA sekolah, enggak ada guru ajari kami cara menggunakan CloudX. Jadi kami orangtua juga bingung,” keluhnya.
Dikonformasi terpisah, Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabiddikdas) Disdik Bontang, Saparuddin, menjelaskan paket data ini dapat digunakan per 1 September 2020. Paket tersebut hanya khusus digunakan untuk kegiatan pembelajaran virtual melalui aplikasi CloudX. Tidak dapat digunakan untuk mengakses media sosial maupun gim daring.
Disdik kata Saparuddin, menyerahkan teknis pelaksanaannya ke pihak telkomsel. Pembagian paket data 8 Giga itu runutnya begini. Pihak telkomsel mendistribusikan paket data tersebut kepada tiap sekolah. Jumlah disesuaikan total siswa di sekolah itu.
Misalnya, satu sekolah memiliki 3.100 siswa. Nanti Telkomsel langsung mentransfer paket data 8 Giga x 3.100 siswa. Nah, pihak sekolah nantinya mentransfer paket data itu ke tiap siswa bernomor provider telkomsel. Paket itu hanya bisa dipakai untuk mengkases CloudX saja.
“Enggak bisa pakai akses aplikasi lain. Hanya bisa CloudX saja. Selain itu, enggak akan bisa. Jadi wajar saja banyak orangtua mengeluh,” katanya.
Lanjut Sapar, masalah teknis ini sejatinya sudah dipercayakan pihak telkomsel. Disdik langsung memberikan wewenang untuk mengajarkan dan menjelaskan teknis pemakaian data 8 Giga itu. Bahkan, tiap kepala sekolah sudah masuk dalam grup khusus yang dibuat telkomsel untuk teknis penggunaan dan distribusi paket 8 giga tersebut.
“Kepala sekolah sudah dijelaskan kok teknisnya. Jadi saya pikir tugas kepala sekolah dan guru memberikan penjelasan kepada orangtua siswa. Dan telkomsel juga wajib mengedukasi agar orangtua bisa paham soal penggunaan CloudX itu,” katanya. (*)
Discussion about this post