Bontang, PRANALA.CO – Ada yang mengganjal di hati para siswa SMP Negeri 1 Bontang. Sekolah favorit di Kota Taman ini masih harus menjalankan sistem pembelajaran dua sif karena keterbatasan ruang kelas. Sebuah kondisi yang tak ideal, apalagi bagi siswa yang harus belajar hingga petang.
Di balik tembok sekolah yang berdiri megah di jantung kota ini, kenyataannya hanya ada 16 ruang kelas aktif. Padahal kebutuhan idealnya mencapai 25 ruang untuk menampung seluruh siswa dari kelas 7 hingga kelas 9. Tak ayal, pihak sekolah pun tak punya banyak pilihan selain membagi jam belajar menjadi dua gelombang.
“Kami masih menerapkan pembelajaran dua shift sebagai solusi sementara. Shift pertama dimulai pukul 07.00 sampai 12.00 untuk siswa kelas 9, sedangkan shift kedua dari pukul 13.00 sampai 18.00 untuk kelas 7 dan 8,” tutur Heri Siswoko, Guru Bimbingan dan Konseling (BK) SMPN 1 Bontang, saat ditemui Rabu (7/5/2025).
Namun, solusi darurat ini membawa konsekuensi. Banyak siswa, menurut Heri, kerap mengeluh cepat lelah dan sulit konsentrasi saat harus belajar di sif sore.
“Mereka bilang cepat ngantuk. Apalagi kalau sudah beraktivitas sejak pagi di rumah. Ini jelas memengaruhi semangat dan daya serap pelajaran mereka,” jelasnya.
Bukan cuma soal energi yang terkuras. Sistem dua shift ini juga memupus interaksi sosial antarjenjang siswa. Para siswa kelas 7 dan 8 nyaris tak pernah bertemu dengan kakak kelas mereka. Kegiatan bersama seperti upacara bendera pun tak bisa rutin dilaksanakan.
“Kami butuh delapan kelas untuk masing-masing jenjang kelas 7 dan 8, serta sembilan kelas untuk kelas 9. Sementara saat ini sekolah hanya punya 16 ruang kelas yang bisa dipakai,” paparnya.
Keluhan ini rupanya tak jatuh ke telinga yang tuli. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bontang memastikan akan melanjutkan pembangunan gedung tambahan untuk SMPN 1 Bontang.
Sekretaris Disdikbud Bontang, Saparuddin, membenarkan bahwa pihaknya tengah berupaya menuntaskan pembangunan yang kini sudah masuk tahap proses lelang.
“Memang kondisi ini sangat disayangkan karena berdampak pada pembelajaran siswa. Karena itu, kami sudah masuk tahap lelang untuk pembangunan ruang tambahan,” jelas Saparuddin, Rabu (7/5/2025).
Ia berharap, dengan rampungnya pembangunan gedung baru nanti, kebutuhan ruang kelas SMPN 1 Bontang bisa segera terpenuhi. Sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan normal tanpa harus membagi jam belajar lagi.
“Kami ingin semua siswa bisa belajar dalam satu waktu yang sama, dengan fasilitas yang memadai. Itu target kami,” tegas Saparuddin. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
1 bulan lalu
[…] BONTANG, Pranala.co – Namanya manis, rasanya juga manis. Tapi bukan untuk diminum. Program ini justru disajikan untuk dipikirkan—oleh siswa, guru, dan orang tua. Namanya: Kopi Manis, singkatan dari Konsultasi Peminatan Masa Depan Siswa. Sebuah program yang lahir dari ruang BK SMPN 1 Bontang. […]