HINGGA saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang belum memutuskan proses belajar mengajar kembali di sekolah. Meski Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah merencanakan tahun ajaran baru dimulai pada pekan ketiga, Juli 2020.
Ini disampaikan Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni saat tatap muka secara virtual dengan Kepala SD dan SMP negeri dan swasta se-Kota Bontang. Sekaligus halal bihalal dan berdialog terkait dunia pendidikan memasuki tatanan hidup normal baru, Rabu, 10 Juni 2020.
Wali Kota Neni bilang, untuk mengembalikan proses belajar ke sekolah perlu kajian mendalam. Apalagi, menyangkut keselamatan dan kesehatan para murid, guru hingga perangkat sekolah dari penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).
“Nanti kalau ada yang menanyakan apakah minggu ke tiga, Juli 2020) langsung masuk sekolah? Jawabannya, kita akan mengkaji secara komprehensif apa yang akan kita lakukan nantinya ke depan terhadap sistem pembelajaran,” kata Neni kepada para guru.
Dalam situasi Covid-19, lanjut Neni, ia telah berdiskusi dengan Sekretaris Daerah (Sekda) bersama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) untuk merencanakan program pendataan bagi keluarga yang tidak mampu memiliki ponsel pintar atau smart phone sebagai fasilitas belajar secara daring.
Nantinya, tidak semua akan mendapat bantuan ponsel pintar. Upaya ini hanya diperuntukkan bagi keluarga-keluarga yang tidak ada kemampuan untuk memiliki android.
Karena dalam situasi saat ini tidak diketahui sampai kapan pandemi Covid-19 ini akan lenyap dari Indonesia khususnya di Kota Taman.
“Ini belum dalam program tetapi kita apalagi melihat situasi seperti ini memang sekarang ‘dunia dalam genggaman’, pembelajaran juga kita akan menggunakan pembelajaran Learning from Home (LfH). WfH atau LfH, bagi kita adalah ingin memutus mata rantai Covid-19,” imbuhnya.
Lebih jauh, Neni mengimbau kepada seluruh kepala sekolah untuk tetap menjaga kebersihan di sekolah selama penerapan belajar di rumah. “Saya mengimbau dalam kesempatan ini, untuk tetap sekolah dibersihkan. Jangan sampai sekolah kita penuh debu, kalau ada yang bocor diperbaiki gentengnya,” kata Neni.
Sementara itu, Kepala Sekolah SD/SMP Negeri/Swasta yang tergabung dalam diskusi tersebut berharap pandemi Covid-19 dapat berakhir sehingga keputusan proses belajar mengajar dapat dilakukan kembali secara normal, namun dengan protokol kesehatan yang lebih diperketat. (*)
Discussion about this post