KANTOR Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) melaporkan pemicu inflasi Mei 2023 adalah komoditas pangan seperti ikan layang, bayam, daging ayam ras, dan kacang panjang.
Kepala Bank Indonesia, Kaltim Ricky P Gozali menjelaskan kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang memberikan andil sebesar 0,372 persen.
“Inflasi di provinsi ini pada Mei 2023 tercatat sebesar 0,20 persen secara bulanan atau lebih rendah dari bulan sebelumnya,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Di sisi lain, kelompok transportasi mengalami deflasi sebesar 1,98 persen (mtm) atau memberikan andil deflasi sebesar 0,267 persen (mtm).
Deflasi kelompok ini disebabkan oleh penurunan tarif angkutan udara yang menjadi andil deflasi tertinggi pada periode ini dan menjadi faktor penekan inflasi Kaltim pada Mei 2023.
“Hal ini sejalan dengan normalisasi permintaan tiket angkutan udara pasca-libur Idulfitri,” terang Ricky.
Ke depan, Ricky mengatakan bahwa BI bersama pemerintah daerah akan terus berkoordinasi guna menjaga inflasi agar tetap terkendali.
Adapun, Ricky menuturkan bahwa inflasi yang terkendali tentunya dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Kaltim menuju masyarakat yang lebih sejahtera.
“Kami bersama pemerintah daerah terus melakukan berbagai langkah untuk mengatasi masalah ini, seperti meningkatkan pasokan dan distribusi pangan, melakukan operasi pasar, dan memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan,” urainya.
Tambahan informasi, inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.
Inflasi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti permintaan dan penawaran barang dan jasa, kebijakan moneter dan fiskal pemerintah, kurs mata uang asing, biaya produksi, dan faktor eksternal lainnya.
Inflasi berpengaruh dalam menentukan harga barang di pasar secara keseluruhan. Dampak inflasi secara umum adalah menurunnya kesejahteraan masyarakat dan stabilitas perekonomian suatu negara. (*)
Discussion about this post