Balikpapan, PRANALA.CO – Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) sedang bersiap untuk melangkah ke babak baru dalam dunia perdagangan. Di Kilometer 5,5 Jalan Soekarno-Hatta, sebuah pasar induk baru akan dibangun. Tujuannya; menghubungkan langsung para produsen dengan pedagang, dan menciptakan akses yang lebih mudah dan murah bagi pedagang kecil.
Kepala Dinas Perdagangan Balikpapan, Haemusri, dengan penuh keyakinan menyatakan bahwa pasar induk ini bukan sekadar pasar biasa. “Dengan pasar induk yang terpusat, kita ingin harga barang jadi lebih stabil, dan pedagang kecil punya akses lebih dekat ke produsen. Ini sangat membantu UMKM,” ujarnya dikutip, Kamis 17 April 2025.
Pasar induk yang dirancang akan menjadi pusat pertemuan antara produsen dan pedagang, yang tentunya akan mempengaruhi stabilitas harga di pasar. Haemusri menambahkan, keberadaan pasar induk ini juga diharapkan bisa membebaskan Pedagang Kaki Lima (PKL) dari ketergantungan pada pengepul, yang selama ini menjadi perantara yang seringkali memperburuk harga barang.
Dengan bisa membeli barang langsung dari produsen, para PKL berpeluang besar untuk memperoleh margin keuntungan yang lebih besar. Ini bukan hanya soal untung, namun juga mengenai ekonomi kerakyatan.
“Dengan pasar induk yang lebih terorganisir, kami berharap bisa memacu pertumbuhan ekonomi akar rumput di Balikpapan,” tegas Haemusri.
Namun, yang lebih menarik lagi adalah konsep pasar induk yang tidak sekadar bergantung pada cara tradisional. Pasar ini akan mengadopsi digitalisasi sebagai sentuhan modernnya. Haemusri menjelaskan bahwa fasilitas transaksi digital akan disediakan untuk mendukung kemudahan jual beli antar pedagang dan produsen.
Selain itu, akan ada program pelatihan kewirausahaan yang disiapkan untuk para pedagang agar bisa lebih siap menghadapi tantangan pasar yang semakin digital. Bahkan, kios-kios di pasar ini akan dialokasikan untuk UMKM yang telah dibina oleh Pemerintah Kota Balikpapan.
Proyek pasar induk ini juga merupakan bagian dari strategi besar Pemkot Balikpapan dalam menata ruang kota. Relokasi pusat distribusi grosir ke kawasan pinggiran kota ini diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kemacetan dan kepadatan yang selama ini menghantui kawasan Pasar Pandansari. Pasar Pandansari memang telah menjadi titik sentral perdagangan kota, namun kepadatan di kawasan tersebut sudah mencapai titik jenuh.
“Dengan pasar induk di pinggiran ini, kami berharap bisa mengurai permasalahan lalu lintas yang kerap terjadi di sekitar Pasar Pandansari,” tambah Haemusri.
Pembangunan pasar induk ini tak hanya akan memberikan dampak positif bagi pedagang dan konsumen, tetapi juga bagi masyarakat sekitar. Proyek ini diperkirakan akan membuka banyak peluang kerja baru di berbagai sektor.
Dari konstruksi, bongkar muat, logistik, hingga pengelolaan kios digital, pasar ini berpotensi menyerap tenaga kerja lokal, terutama bagi warga yang tinggal di sekitar Kilometer 5,5.
Selain itu, dengan desain arsitektur modern dan fasilitas yang lengkap, pasar induk ini tidak hanya diharapkan akan berfungsi dengan optimal secara ekonomi, tetapi juga menjadi ikon baru dalam sektor perdagangan Balikpapan. Pasar ini akan menjadi etalase potensi ekonomi kerakyatan yang berdaya saing.
Melalui pasar induk ini, Pemkot Balikpapan tidak hanya ingin mengatur ulang ekonomi lokal, tetapi juga menunjukkan komitmennya untuk menghadirkan masa depan yang lebih inklusif dan berdaya saing. Haemusri berharap pasar ini akan merepresentasikan kemajuan dan keterbukaan kota terhadap investasi serta menciptakan fondasi ekonomi yang lebih kuat bagi warga Balikpapan. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post